Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh, salam serta sholawat semoga ttap tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad saw, dan seluruh umatnya, semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di yaumil akhir. Semoga tulisan / artikel diblog ini bermanfaat, bila ada yang kurang paham atau ada kasus khusus, silahkan di tanyakan, kami siap bantu. Wa'alaikumsalam

Minggu, 08 Januari 2017

Cara menyambung kabel dari amplifier ke speaker horn

Admin sering ketanyaan dari pengunjung website,  yaitu mana yang baik cara menyambung kabel dari amplifier ke speaker horn diatas menara / diatas kubah ?

Jawabannya sebagai berikut :
1. Untuk speaker horn low impedance ( tanpa trafo didalamnya ), bisa menggunakan 1 kabel dari ampli ke speaker tetapi minimal kabel yang digunakan dengan ukuran 2 x 1.5mm,  bila menggunakan kabel kecil maka perlu dipasang masing-masing ke speaker hornnya. Artinya dari ampli ditarik 4 kabel ke speaker.
    Pemakaian kabel dengan ukuran kecil akan menjadi beban bagi amplifier, sehingga suara yang dikirim ke speaker horn berkurang, alias suaranya akan drop / kecil.

2. Untuk speaker horn haigh impedance --> cukup ditarik 1 kabel saja dari ampli ke speaker horn, dengan kabel minimal 2 x 0.75.  Tentu saja menggunakan kabel lebih besar lebih baik, selain lebih kuat dan tahan lama, suara yang dihasilkan juga semakin baik.

Perhatikan ilustrasi di bawah ini.




Demikian yang dapat disampaikan semoga membantu.

Contoh Aplikasi sound system Masjid 20 x 20 m

Dalam artikel sebelumnya, sudah pernah disampaikan beberapa blok diagram sound system dengan ukuran mushola atau masjid yang berbeda-beda. Kali ini akan ditampilkan contoh aplikasi sound system untuk masjid ukuran 20 x 20 dengan menggunakan beberapa perangkat suara yang lebih komplit ( professional ).


Pada blok diatas, terbagi dalam 2 blok :
1. Blok pertama --> untuk sound system dalam masjid
2. Blok ke dua --> untuk sound system adzan

Penggunaan Array speaker Z-5BHX, untuk mendapatkan suara yang lebih dominan dari depan.  Dengan penyebaran suara yang dimiliki Z-5BHX, maka suara lebih merata dan menghindari efect feedback dan gema, khususnya untuk ruangan yang plafonnya tinggi.

Untuk mimbar bisa juga menggunakan mic podium (goose nect mic )  tipe CM-15P ( tinggi 37,5cm ) atau CM-20P ( tinggi 50cm ), selain memiliki kepakaan sensitifitas yang tinggi, juga di operasikan dengan tegangan phantom yang dapat diperoleh dari mixer. Keuntungannya, tidak boros ganti-ganti batterai.

Mic imam, bisa juga menggunakan mic jepit khusus merk TOA dengan kualitas sangat baik tipe WS-5300  atau yang tipe headset  WS-5300H.  dan mic genggamnya tipe WS-5200.
Merk selain TOA juga bisa pakai mic jepit merk SHURE tipe PGX-14E, yang headset juga ada dg tipe yang sama PGX-14E.  Mic genggam bisa menggunakan merk SHURE juga tipe LX-88III, dengan 2 mic genggam.

Bila saat kutbah di inginkan masuk ke speaker atas ( horn speaker / corong ),  maka bisa menggunakan output monitor dari mixer ke input aux 1 atau 2 dari amplifier  adzan.
Hati-hati, karena suara bass dari mixer dapat merusak horn speaker. Agar aman, bisa dipasang alat pengaman dari output amplifier ke horn speaker.

Untuk mendapatkan kualitas yang baik, setting Equalizer DBX-231S terlebih dahulu dengan menggunakan spectrum analyser, kemudian aktifkan feedback detroyer FBQ-1000.

Berikut titik penempatan speaker

Titik penempatan speaker pada ukuran masjid 20 x 20 M
Alternatif lain, dengan speaker ZS-F2000BM  semua.


Titik penempatan speakernya sebagai berikut :


Catatan :
> Untuk pertimbangan bila ukuran ruangan berbeda.  Jarak penempatan antara ZS-F2000BM  +/- 6-7 meter.
> Bisa juga dikombinasi dengan ZS-1030B daya 30 watt ( bila budget tidak mencukupi ), tetapi penempatan speaker lebih rapat  +/- 4-5 meter untuk mendapatkan hasil yang optimal.

ARRAY SPEAKER solusi mengurangi GEMA

Dalam artikel yang lain pernah dibahas bagaimana cara mengurangi suara gema dalam ruangan, diantaranya :
1. Memasang karpet dilantai
2. Memasang gorden di jendela
3. Membuat jendela terbuka
4. Dinding-dinding ruangan dibuat berlubang-lubang
5. Penempatan speaker secara menyebar ( Distribusi merata )
6. Pemilihan kualitas speaker dengan frekuensi response yang lebar
7. Arah pemasangan speaker, dll.

Dan yang terbaru yaitu  menggunakan speaker jenis ARRAY SPEAKER.

Memang, belum banyak orang memahami, seperti apa Array Speaker itu dan bagaimana bisa mengurangi suara gema.

Berikut ulasannya untuk pembaca.

ARRAY SPEAKER
Array speaker mempunyai makna yaitu speaker yang disusun sedemikian rupa, berjajar dengan jumlah banyak menjadi satu kesatuan speaker.  Jumlah speaker mulai dari 2 buah speaker yang di susun berjajar seperti model ZS-102C atau ZS-203CB,  atau berjumlah 4 buah speaker seperti ZS-202C atau ZS-403CB dan yang berdaya besar yaitu Z-5BHX.  Yang berjumlah 6 buah speaker juga ada, seperti model ZS-603CB, dan masih banyak lagi jenisnya.
Tentunya semakin banyak jumlah speaker, mempunyai spesifikasi yang berbeda dan tujuan penggunaan yang berbeda pula.



Berikut perbedaan penyebaran suara dari speaker biasa dan speaker ARRAY

Speaker biasa penyebaran suara membentuk sudut sekitar 90 derajat, sehingga bila dibesarkan suaranya maka suara akan dipantulkan oleh dinding-dinding ruangan yang berakibat timbulnya gema /suara pantul.
Sedangkan untuk speaker Array, penyebaran suara hampir membentuk garis lurus sejajar, sehingga, pantulan suara dari dinding hampir sangat kecil.
Dari pemahaman penyebaran suara dari kedua jenis speaker, maka speaker ARRAY sangat cocok bila dipergunakan untuk ruangan yang memiliki kecenderungan gema yang tinggi.
Bagaimana proses terjadinya penyebaran suara yang hampir sejajar pada speaker ARRAY ? 

Perhatikan ilustrasi gambar diatas.
bila sebuah speaker diberikan input suara, maka penyebaran suara membentuk area penyebaran seperti balon, dan bila diukur maka akan diperoleh tingkat tekanan suara yang biasa dikenal dengan SPL (Sound pressure Level ) dengan satuan decibel (dB).
Kita anggap speaker hasil pengukuran memiliki SPL 90 dB.
Bila digabung --> 2 buah speaker yang spesifikasinya sama, maka akan diperoleh area penyebaran suara total ( warna biru ), dengan SPL meningkat + 3 dB menjadi 93dB.
Ini artinya maka suara akan lebih keras terdengar dan semakin jauh bisa didengarkan.  Kita ambil contoh, bila 1 bh speaker bisa didengarkan dalam jarak 3 meter, saat di jajarkan 2 bh speaker maka akan mampu didengarkan sejauh 5 meter.
Selain tingkat suara menjadi lebih keras, lebar area penyebaran suara juga semakin lebar, tetapi semakin panjang kedepan.
Bagaimana bila 4 buah speaker dijajarkan ? perhatikan dibawah.

Bila 4 bh speaker digabung / dijajarkan maka akan diperoleh area penyebaran suara yang semakin luas dan semakin panjang ke depan. SPL yang diperoleh bisa menjadi 96 dB. Ini artinya dengan daya yang sama, maka suara akan mampu didengarkan lebih jauh lagi.

Kesimpulan sederhana sebagai berikut :
> Bila 1 speaker bisa didengarkan sampai 3 meter, maka bila digabungkan 2 buah speaker akan mampu didengarkan 5 meter dengan daya yang sama. Dan akan mampu didengarkan dalam jarak 7 meter bila 4 buah speaker digabungkan.

Sekarang pertanyaannya, bagaimana speaker ARRAY paling sesuai untuk ruangan yang bergema ?
Dengan kelebihan yang dimiliki oleh speaker ARRAY , yaitu area penyebaran suara yang lurus kedepan, maka sangat sesuai bila diterapkan dalam ruangan yang bergema, karena suara pantulan dari dinding-dinding penyekat ruangan akan sangat kecil, dibandingkan dengan speaker konvensional / biasa.

Bagaimana cara memasang speaker ARRAY ?
Cara memasang speaker ARRAY sedikit berbeda dengan speaker biasa. Tinggi speaker ARRAY yaitu 0-1 meter diatas pendengar.  Artinya paling baik dipasang lurus dengan pendengar, dan tidak boleh terlalu tinggi, karena sifat speaker ARRAY yang lurus kedepan. Bila dipasang terlalu keatas maka suaranya akan tidak maksimal.
Selain itu, speaker ARRAY harus dipasang berdiri, karena bila dipasang tidur maka akan timbul gema.


Demikian sementara yang dapat disampaikan mengenai speaker ARRAY, semoga menjadikan solusi bagi pembaca untuk menangani ruangan yang bergema.

Pemilihan Daya Amplifier

Dalam merancang sebuah instalasi sound system, pemilihan daya amplifier sangatlah penting, karena apabila salah dalam penggunaan amplifier maka suara yang dihasilkan tidaklah optimal. Bisa jadi amplifier terbakar bila beban speaker yang terpasang melebihi kapasitas daya keluaran amplifier.
Pada prinsipnya, daya output amplifier = ( sama ) atau >  ( lebih besar ) dari daya speaker yang terpasang.   P amp > = P spk

Catatan
Untuk instalasi speaker low impedance, idealnya daya amplifier = daya speaker, karena bila daya amplifier lebih besar dari daya speaker, bila setting volumet tidak terkontrol maka speaker akan terbakar. Tetapi untuk instalasi speaker high impedance bila amplifiernya lebih besar dari daya speaker tidak ada masalah, karena daya amplifier yang masuk ke speaker akan dibatasi oleh Trafo yang terpasang di speaker.

Untuk mengetahui daya amplifier dapat dilihat pada spesifikasi yang tertulis di brosure, atau juga bisa diihat pada bagian belakang amplifier.
Untuk amplifier TOA, cukup mudah mengenali daya keluaran speaker hanya dengan melihat dari modelnya.

Berikut beberapa amplifier TOA yang beredar dipasaran:
> ZA-2030  --> daya outputnya 30 watt.
> ZA-2060  --> daya outputnya  60 watt.
> ZA-2120  --> daya outputnya 120 watt.
> ZA-2240  --> daya outputnya 240 watt.

Berikut sebuah contoh instalasi sebuah Masjid dengan data sebagai berikut :
> Speaker atas yang terpasang : model Horn speaker tipe ZH-5025BM 4 bh
> Speaker box untuk dalam ruangan : model ZS-1030B  4 bh
> Speaker column untuk luar : model ZS-202C  4 bh

Berikut perhitungannya dan pengelompokannya :
1. Speaker atas horn speaker ZH-5025BM    4  X 25 W  = 100 watt
    --> Dipasang ke Amplifier  ZA-2120  ( 120 W )
2. Speaker Box ZS-1030B   4  X  30 W  =  120 W  dan speaker column ZS-202C  4  X 20W  =  80 W    --> total daya 120 W + 80 W  = 200 watt
    --> Amplifier yang sesuai tipe ZA-2240  ( 240 W )

Berikut blok diagramnya :
Blok Diagram Instalasi Speaker

Demikianlah sedikit mengenai bagaimana memilih amplifier yang sesuai dan perhitungan daya antara speaker dan amplifier, sehingga suara yang diperoleh optimal, dan baik amplifier maupun speaker tidak terjadi kerusakan akibat salah setting daya.

Keunggulan High Impedance

Telah dikupas sebelumnya bahwa speaker TOA tersedia dalam High impedance Dan Low impedance. Dan juga sudah diterangkan bagaimana Cara menyambung keduanya ke amplifier. Dan juga telah dibahas pada berita sebelumnya bagaimana Cara merubah speaker low impedance menjadi high impedance. Sekarang kita akan kupas apa keunggulan dari High impedance dibandingkan dengan low impedance.

>Berikut keunggulannya:

1. Speaker Aman / tidak mudah rusak -> dengan adanya matching transformer yang terpasang dispeaker, maka daya yang masuk lebih stabil dan tidak akan melebihi daya speakernya, meskipun amplifier yang dipakai mempunyai daya jauh lebih besar dari daya speaker. Kita ambil contoh bila kita pasang speaker high impedance 25 watt maka daya yang masuk hanya maksimum sebesar 25 watt saja meskipun amplifier yang dipakai berdaya 240 watt. Jadi speaker akan aman / tidak akan rusak.  Bila speaker low impedance misal berdaya 25 watt dan ampifier yang dipakai 240 watt, maka bila tidak hati-hati dalam setting level output amplifier maka daya yang masuk ke speaker akan melebihi daya speaker. Akibatnya spul / diapraghm speaker akan terbakar / putus / rusak. Tentunya sangat merepotkan bila speaker yang terpasang di menara / diatas masjid maka akan repot bila sering - sering service.

2. Tidak terpengaruh panjang kabel speaker -> dengan adanya matching transformer didalam speaker maka panjang kabel tidak menurunkan daya yang dikirim dari amplifier ke speaker, hal ini dikarenakan rugi-rugi kabel tidak berpengaruh terhadap high impedance, meskipun kabel yang dipergunakan kecil. Bila per 1meter memiliki hambatan dalam sebesar 1 ohm, maka bila menggunakan kabel sepanjang 20 meter maka besarnya hambatan dalam kabel menjadi 20 ohm. Bila speaker low impedance, misal 16 ohm, maka daya yang masuk ke speaker turun < 50%. Kalau dari amplifier dikirim daya sebesar 25 watt, maka yang masuk ke speaker ±12 watt. Ini artinya suara speakernya akan kecil. Tapi bila menggunakan high impedance speaker, misal daya 25 watt, dengan impedance 400 ohm, maka daya yang masuk ke speaker hampir tidak berkurang. Bila dari ampli dikirim daya sebesar 25 watt maka sampai ke speaker tetap 25 watt.

3. Cara pasang mudah -> dengan speaker high impedance, Cara pasangnya sama dengan memasang lampu listrik. Dipasang secara paralel. Impedansi speaker sudah tidak perlu diperhitungkan lagi. Yang perlu diperhitungkan yaitu total daya yang terpasang saja. Bila amplifier yang dipakai ZA-2240 maka total daya tidak boleh melebihi 240 watt. Kalau low impedance selain daya total harus diperhitungkan, total impedance juga tidak boleh kurang dari impedansi output amplifier. Jadi pemakaian Jumlah speaker banyak akan rumit dalam penyambungannya. Tetapi dengan high impedansi speaker cukup mudah dalam penggabungannya.

4. Cocok untuk pemakaian speaker dalam Jumlah banyak -> diatas sudah disinggung bahwa high impedansi speaker paling cocok untuk penggabungan speaker Jumlah banyak, misal untuk di Rumah sakit, hotel, pabrik, Kantor, masjid yg luas, dll.instalasi pengkabelanya mudah, yaitu dengan sistem paralel seperti instalasi listrik.


Demikian sekilas Mengenai keunggulan pemakaian speaker high impedansi, semoga bermanfaat.

Teknik Instalasi Speaker TOA

Belum banyak orang paham bagaimana cara pemasangan speaker TOA yang baik sehingga diperoleh suara yang enak didengar dan awet alias tidak cepat rusak. Kebanyakan orang masih banyak yang berfikir bahwa cara pasang speaker TOA sama dengan cara pemasangan speaker yang mereka miliki dirumah, sehingga yang didapat suara yang dihasilkan tidak sesuai harapan, yang terkadang berujung kerusakan speaker atau kerusakan amplifier. Tips singkat berikut mungkin bisa membantu bagaimana memasang speaker TOA yang baik dengan suara yang enak didengar dan awet.

1. Pemahaman Low Impedance dan High Impedance
Impedance ( impedansi ..red ), adalah komponen yang penting dalam sebuah speaker. biasa di tulis dengan tulisan : Imp.   ( baca 8 Ohm ).
Pada umumnya Impedansi speaker adalah 4 ohm dan 8 ohm yang banyak dijumpai dipasaran. Tetapi Impedansi speaker TOA dibedakan menjadi 2 macam yaitu Low Impedance ( impedansi rendah ) dan High Impedance ( impedansi tinggi ).
> Low Impedance : impedansi rendah, diantaranya 4 ohm, 8 ohm dan 16 ohm.
> High Impedance : impedansi tinggi, diantaranya 83 ohm, 1 K ohm, 2 K ohm, dst.

Cara Pasang
Speaker dengan Impedansi rendah hanya bisa dipasang ke output ampifier yang memiliki output impedansi rendah. Bila menggunakan Ampifier TOA, maka dipasang di Com-4 ohm.
Sedangkan speaker dengan Impedansi tinggi, hanya bisa dipasang di amplifier yang mempunyai output impedansi tinggi atau mampu mengeluarkan tegangan output tinggi. Bila menggunakan amplifier TOA, maka pemasangan di output Com-100V.
Lebih jelasnya perhatikan perbedaan cara pasang pada blok diagram berikut.
Blok Diagram Low impedance speaker & High Impedance speaker
Ciri speaker dengan impedansi tinggi :

a. Didalamnya terdapat Matching Transformer ( MT ) yang terpasang didalam speaker

b. Model-model produk TOA sudah dibuat spesifik antara yang Low impedance dan high impedance.
    > Speaker Low Impedance : ZH-5025B, ZH-4015, ZH-610S, ZS-F2000B, dst
    > Contoh speaker High Impedance : ZH-5025BM, ZH-4015M, ZH-610SM,
       ZS-1030B, ZS-102C, ZS-202C, ZS-F2000BM, dst
-->> Pada umumnya dibelakang model diberi kode " M ", tetapi ada beberapa produk yang memang sudah dirancang khusus untuk Speaker High Impedance : ZS-102C, ZS-202C, ZS-1030B, ZS-1030W, dll.
Perhatikan ilustrasi dibawah ini, bagaimana cara menyambung speaker ke Amplifier.
                   * Pemasangan speaker low impedance ke output Amplifier


Pemasangan speaker High Impedance
              * Pemasangan speaker High Impedance ke output Amplifier
2. Penggabungan beberapa speaker ke Amplifier
Dari beberapa kasus yang terjadi didalam pemasangan speaker di Masjid yaitu penggabungan antara Horn speaker ( ZH-5025B) dengan Column speaker (ZS-202C ), dimana speaker horn keras sedangkan Column speaker suaranya kecil. Biasanya teknisi Masjid mencoba-coba terminal output amplifier dari com-4 ohm ke com - 70v. Untuk column speaker memang lebih keras tetapi yang menjadi masalah yaitu horn speaker sering mati / rusak. Dimana sebenarnya kesalahannya ? Mari kita kupas satu-persatu.
ZH-5025B adalah tipe speaker dengan impedansi rendah, dimana pemasangannya ke amplifier di com - 4 ohm, sedangkan ZS-202 adalah speaker dengan impedansi tinggi, dimana pemasangannya ke output amplifier di com-100V. Dengan melihat uraian ini maka jelaslah bahwa ZH-5025B tidak bisa digabung begitu saja dengan ZS-202. Jadi tidak bisa speaker impedansi rendah digabung dengan speaker impedansi tinggi, tetapi speaker impedansi rendah harus digabung dengan speaker impedansi rendah juga, dan speaker impedansi tinggi harus digabung dengan speaker impedansi tinggi juga.

Perhatikan ilustrasi berikut untuk lebih jelasnya.
> Pemasangan speaker impedansi rendah
Pemasangan speaker impedansi rendah
> Pemasangan speaker impedansi tinggi
pemasangan speaker impedansi tinggi
Demikian penjelasan singkat ini, semoga bermanfaat, dan bila masih ada yang kurang jelas tinggalkan pesan atau telp ke 0811184203 atau email ke hsetyo@rocketmail.com

Dan tunggu berita selanjutnya, tentang bagaimana penempatan speaker didalam ruangan mushola / masjid untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Teknik Penempatan speaker yang baik

Untuk memperoleh hasil yang optimal dalam membangun sebuah sound system di masjid, di hall, dll., hal yang perlu diperhatikan yaitu salah satunya adalah penempatan speaker. Menempatkan speaker yang salah maka akan berakibat suara yang dihasilkan tidak sesuai dengan harapan. Efek yang akan muncul bervariasi yaitu bertambahnya suara gema, suaranya "cempreng" / frekuensi rendah / bass berkurang, dll.

Ada 3 point penempatan speaker yang perlu diperhatikan yaitu :1. Tinggi penempatan speaker dari lantai
2. Jarak antar speaker
3. Arah penempatan speaker

Berikut penjelasannya.

1. Tinggi penempatan speaker dari lantai.
              Dalam menentukan berapa meter tinggi speaker dipasang, secara pasti bisa ditentukan dengan cara kalkulasi / perhitungan yang melibatkan parameter berapa dB (decibel) noise ruangan tersebut, berapa dB tingkat gemanya, berapa luas area yang dijangkau, dll. yang tentunya bagi orang awam akan kesulitan, Tetapi secara sederhana / pada umumnya dan berdasarkan kesimpulan dari praktek yang saya lakukan, untuk memperoleh suara yang baik tinggi speaker yaitu dipasang sekitar 2,5 - 3 meter dari lantai, atau sekitar 2 meter dari telinga pendengar.
              Jangan menempatkan speaker terlalu rendah, karena pendengar yang dekat dengan speaker akan merasa terganggu, tetapi penempatan yang terlalu jauh juga akan menyebabkan suara bergema, kurang jelas. Dari beberapa pengalaman yang saya lakukan, jarak sekitar 2,5 - 3 meter sudah cukup baik, khususnya ruangan yang bergema tinggi, bila perlu dipasang 2-2,5 meter agar efek gema ruangan bisa berkurang. Perhatikan ilustrasi gambar dibawah ini.

               Tinggi penempatan speaker dari lantai
 Catatan :
  > Untuk pemasangan speaker di luar ruangan untuk paging system aturan diatas tidak berlaku. Bisa saja speaker ditempatkan dengan jarak 4-5 meter dari tanah agar daerah jangkauan semakin jauh.


2. Jarak penempatan speaker
    Jarak penempatan antar speaker juga mempengaruhi hasil keseluruhan suara yang dihasilkan. Jarak yang terlalu jauh akan menimbulkan gap atau kekosongan area dengan intensitas suara yang rendah, sehingga akibatnya pada area tersebut akan muncul gema, dimana artikulasi suara menjadi tidak jelas.


Jarak antar speaker
      Perhatikan gambar diatas, untuk sp1 dan sp2, jangan diletakkan terlalu jauh dari mimbar, tetapi juga jangan terlalu dekat dengan mimbar. Bila terlalu jauh, misal diletakkan di sudut ruangan, maka suara pada area depan mimbar akan kurang dan biasanya muncul suara gema di area tersebut. Pendengar akan merasa kesulitan dalam menangkap apa yang disampaikan oleh pembicara/ khotib.
Sebaliknya, bila diletakkan terlalu dekat dengan mimbar maka akan timbul suara feedback ( mencuit ), hal ini karena suara yang dihasilkan oleh speaker masuk kembali ke mic dan dikuatkan amplifier dan dikeluarkan oleh speaker, proses ini berulang terus sehingga muncullah feedback / mencuit.
Untuk menghasilkan suara yang baik, letakkan speaker 1 dan 2 sekitar +/- 3 meter dari mimbar ( 3 meter ke kiri, dan 3 meter ke kanan ).
Bila lebar ruangan lebih dari 15 meter, maka daya speaker yang dibesarkan atau dipasang 4 speaker didepan, dengan jarak diatur seimbang.
       Untuk speaker 3 dan 4, letakkan 1/2 dari panjang ruangan atau sekitar 4-5 meter dari depan. Bila panjang ruangan lebih dari 15 meter daya speaker perlu dibesarkan atau jumlah speaker ditambah menjadi 2 speaker di dinding kiri dan 2 speaker di dinding kanan.
        Gambar diatas adalah untuk ruangan sekitar 10-15 meter2, tetapi untuk ruangan yang lebih luas, maka selain penambahan speaker di dinding depan dan kiri-kanan, juga perlu dipikirkan untuk pemasangan di area tengah, karena bila tidak dipasang speaker maka akan terjadi gap / kekosongan suara yang menyebabkan suara gema di area tersebut. 
         Speaker bisa menggunakan ceiling speaker bila plafon rendah, atau wall speaker bila ditengah ada tiang penyangga, atau menggunakan speaker gantung bila ditengah tidak ada tiang. Speaker ditengah bisa ditambah 4 speaker dengan titik pemasangan yang seimbang agar suara merata. Perhatikan gambar dibawah ini.

        
Penempatan speaker untuk ruangan besar


3. Arah penempatan speaker
   Tidak kalah pentingnya dalam membangun sebuah sound system yaitu arah dari pemasangan speaker.  Salah arah penempatan speaker maka suara yang dihasilkan kurang baik. 

Pemasangan yang baik :
a. Semua speaker mengarah dari depan ke belakang, sehingga pendengar merasakan sumber pembicara dari depan
b. Speaker di serongkan ke tengah, tujuannya agar penyebaran suara merata, tidak ada daerah yang kosong
c. Hindari arah speaker lurus 90o mengarah ke tembok, karena pantulan suara akan menyebabkan gema.
d. Speaker yang terpasang di dinding, sedikit di tundukkan ke bawah, agar suara bia lengsung menuju pendengar ( menghindari gema ).

Perhatikan gambar pemasangan speaker dengan arah yang benar.
A) Arah speaker dalam ruangan --> di arahkan sedikit serong ke tengah
      Arah speaker yang benar
 
b) Arah speaker sedikit di tundukkan ke bawah
 
Pemasangan speaker

Demikian sedikit sharing pengetahuan yang dapat kami sampaikan, semoga dapat menambah wawasan bagi instalator yang bergelut dalam bidang instalasi sound system.

Contoh Aplikasi Sound system Masjid/Mushola

Berikut beberapa contoh aplikasi / penerapan pemilihan amplifier dan speaker, serta microphone untuk masjid/mushola yang bisa di jadikan referensi.

1. Mushola ukuran 6 m x 6 m

    Untuk mushola dengan ukuran 6 m x 6 m , yang paling sederhana speaker dalam menggunaka wall speaker tipe ZS-062 2 bh ( dipasang di depan, pojok kiri-kanan ), dan speaker atas  1 bh speaker TOA ZH-5025BM. Amplifier bisa menggunakan tipe ZA-230W atau ZA-1031 atau ZA-2030 ( semua dayanya 30 watt, hanya beda fasilitas dan penampilan). Lihat gambar dawah ini.

Blok diagram sound system mushola 1


>Untuk pemakaian speaker TOA atas 2 bh, maka amplifier mesti pakai amplifier ZA-2060 (daya 60watt)
>Untuk pemakaian 3-4 bh speaker TOA , amplifier mesti pakai tipe ZA-2120 ( daya 120 watt)
>Untuk mic adzan/imam bisa saja digantikan dengan mic wireless, menggunakan tipe merk TOA WS-5200 (genggam)/WS-5300(jepit/clip on)  atau mic wireless tipe Senheiser EW-900 ( 2 mic genggam-1 receiver ) atau mic wireless Bismarck ( 1 genggam / 1 jepit )
>Untuk mic mimbar juga bisa menggunakan mic biasa tipe ZM-420 / ZM-520, tapi sebaiknya menggunakan desk mic seperti di blok diagram diatas yang memiliki kepekaan lebih tinggi dan pas untuk di mimbar, kecil dan elegant.
> Saklar speaker diperlukan bila dibutuhkan suara atas saja saat adzan atau suara dalam saja untuk acara pengajian didalam mushola, agar tidak mengganggu masyarakat sekitar, karena tidak semua orang ( meskipun muslim) yang senang mendengarkan pengajian setiap hari / ceramah agama, khususnya isi ceramah agama yang dapat menyinggung agama lain.

2. ukuran Mushola 8 m x 8 m

>Untuk ruangan yang sedikit lebih lebar, misal 8m x 8m, bisa menggunakan bisa menggunakan wall speaker tipe ZS-1030B ( warna hitam) atau ZS-1030W (warna putih), daya 30 watt.
Agar tidak feedback/mencuit, set daya input wall speaker sampai diperoleh suara yang pas (bisa diset 15 watt atau 10 watt --> pilihan daya input speaker ada dibelakang box speaker). Dengan bertambahnya daya speaker dalam, maka amplifier mesti di ganti juga agar suara yang dihasilkan optimal.
Dibawah ini diberikan blok diagram dengan 2 bh speaker atas tipe ZH-5025BM dan 2 bh speaker dalam ZS-1030B



Untuk penggunaan speaker TOA atas lebih dari 2 ( misal 4 bh ), maka perlu perubahan setting daya speaker ZS-1030B, dari 15 watt --> dirubah ke 10 watt, agar suara tetap optimal.
Dengan dirubahnya daya ZS_1030B menjadi 10 watt maka total daya akan tetap 120 watt --> ZH-5025B  (4 x 25watt) + ZS-1030B ( 2 x 10 watt ) = 120 watt.

3. Masjid dengan ukuran 15 m x 15 m

Untuk masjid dengan ukuran 15 m x 15 m, minimal diperlukan speaker dalam 4 buah. 2 buah di depan kiri-kanan ( +/- 2 meter dari pojokan ), dan 2 buah lagi di dinding kiri-kanan ( pertengahan )

Speaker yang digunakan bisa menggunakan ZS-1030B  semua atau ZS-F2000BM semua. Atau bisa juga kombinasi, depan pakai ZS-F2000BM dan samping kiri-kanan pakai ZS-1030B, sehingga suara bass lebih mantabs saat khotib ceramah.
Kalau ZS-1030B semua --> suara tetap jelas, hanya suara low kurang ( agak garing / kering kata orang jawa ).
Kalau ful ZS-F2000BM , pastinya suaranya mantabs, bass-treble merata, sehingga suara terkesan lebih empuk / lembut dan nyaman di dengar.

Satu hal lagi, ZS-F2000BM mempunyai keunggulan yaitu low feedback, jadi dengan suara yang keras tapi tidak menimbulkan howling/mencuit.

Untuk pemakaian ZS-1030B semua / ZS-F2000BM semua / kombinasi --> sistimnya berbeda-beda.

Berikut ini blok diagram untuk penggunaan speaker ZS-1030B semuanya.


Untuk penggunaan ZS-F2000BM, agar daya amplifier ZA-2240 mencukupi, maka daya ZS-F2000BM perlu diturunkan, dari 60 watt --> disetting ke 30 watt  ( dibelakang speaker ada switch rotary untuk menurunkan daya speaker )

Begitu juga untuk kombinasi, ZS-F2000BM 2bh di depan dan ZS-1030B 2bh samping kiri-kanan, ZS-F2000BM  perlu di turunkan dayanya dari 60 watt --> menjadi 30 watt.

Untuk amplifier bisa diganti dengan tipe ZA-2128MW, dimana daya outputnya 2 x 120 watt ( stereo ), dengan jumlah input mic 6 buah, dan 2 aux. Setiap output ada volume master, sehingga bsia dikontrol masing-masing.
Amplifier ini mempunyai kelebihan, yaitu setiap input micnya ada kontrol bass dan treble, sehingga persis seperti mixer system.  Dan ada juga fasilitas echo ( hanya di mic 1 ) bila diperlukan untuk menambah kehalusan suara.
Selain itu, di mic 2 dan 3, bisa di ganti dengan mic wireless bila di inginkan. Tinggal beli mic wireless set dengan tunernya, kemudian tunernya dipasang pada tempat yang telah disediakan maka mic 2 dan 3 berubah menjadi mic wireless.

Berikut blok diagramnya dengan menggunakan amplifier ZA-2128MW.


Untuk amplifier ZA-2128MW, bisa diganti dengan 2 buah amplifier ZA-2120, daya 120 watt. Seperti dibawah ini.




Yang perlu diperhatikan yaitu saat setting. Pertama setting amplifier 1, sampai diperoleh suara dalam secukupnya. Setelah selesai baru setting amplifier ke 2. Buka volume aux 1 sampai lampu led peak warna merah menyala kedip-kedip. Jaga jangan sampai nyala terus, karena dapat menyebabkan amplifier rusak / speaker terbakar.

Pada beberapa masjid, untuk mic adzan ditempat di amplifier ke 2, sehingga saat adzan, hanya suara atas saja yang hidup, sedangkan saat kutbah jum'at dalam dan atas hidup. Dengan saklar speaker, bisa saja saat kutbah speaker atas di matikan.
Bila di inginkan speaker atas hidup saat adzan saja, maka sambungan dari amplifier 1 ke amplifier 2 dilepas saja.  Sehingga saat kutbah jum'at hanya speaker dalam saja yang hidup, dan adzan hanya speaker atas saja yang hidup.
Berikut blok diagramnya.


Untuk kebutuhan mic yang banyak, bisa saja di kombinasi dengan mixer, mulai dari 6 channel, 12 channel, 18 channel, dll.

Karena banyak tombol dan fungsi yang rumit, maka diperlukan operator yang memang benar-benar mengerti akan fungsi-fungsi tombol/knob dari mixer agar settingnya maksimal.

Penambahan mic bisa berupa mic kabel atau mic wireless dengan berbagai tipe (genggam / jepit), bisa merk TOA atau merk senheiser, AIWA dan lain-lain.
Mic wireless diperlukan untuk kegiatan ceramah agama, kajian kitab, dimana didalamnya ada session tanya jawab yang ribet bila pakai mic kabel. Mic wireless lebih efisien dan praktis.

Berikut contoh blok diagram yang dikombinasi dengan mixer dan mic wireless.


Untuk ruangan lebih besar, tinggal tambah speaker dan tentunya amplifier harus diganti yang lebih besar atau jumlah amplifier di tambah.
Sebagai dasar --> bahwa daya speaker yang terpasang totalnya tidak boleh melebihi total daya output amplifier.

Berikut contoh blok diagram sound system yang lebih lengkap.



Dalam blok diagram diatas...menggunakan Equaliser sebelum masuk ke amplifier.
Tujuannya yaitu untuk kontrol suara lebih bagus, mulai dari kontrol suara bass/rendah, midle/tengah dan tinggi. Selain itu, dengan equaliser suara dengung/feedback bisa di eliminir/dihilangkan. Untuk tujuan ini yaitu equalizer sebagai penghilang suara dengung atau feedback akan dibahas lebih lanjut pada artikel berikutya.

Demikian yang dapat disampaikan, semoga bisa dipakai untuk referensi pembenahan sound system mushola atau masjid.

Kualitas sound system, bukan sekedar mahal tapi penataan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan dan setting peralatan dengan pemahaman operator yang mengerti yang dapat menjadikan sound system berkualitas.

Kami senantiasa membuka bagi pembaca yang ingin berkonsultasi, silahkan hubungi di no 0811184203, bisa telpon/sms, atau via email ke hsetyo@rocketmail.com.

Mengatasi Speaker Horn / Corong TOA mudah putus

Sering kali ada keluhan dari teman - teman  yang mengeluhkan corong TOA sering putus.
Sebenarnya apa yang menyebabkan horn putus ? padahal di pabriknya sudah melalui pemeriksaan dan pengujian yang sangat ketat.

Berikut jawaban dan analisanya.

1. Miss Product  ( penyimpangan kualitas )
    Corong TOA adalah masih buatan manusia, jadi dari sekian ribu yang dijual ke pasaran ( sekitar 20,000/bln dijual kepasaran ) , bila 1 % saja yang tidak sempurna maka akan ada sekitar 200 bh yang kurang baik.   Bisa jadi salah satunya ada ditangan suadara.  Jadi solusinya ya..ganti spul yang baru.

2. Salah pasang High & Low Impedance
    Yaitu tipe low impedance di pasang di output untuk high impedance yaitu di com-70 V atau 100 V.   Tidak akan lama, corong / horn akan putus.  Perbaikannya, untuk tipe low impedance (ZH-5025B tanpa trafo ) --> dipasang di output amplifier com-4 ohm.  Solusi lain, belikan matching trafo tipe ZT-351 untuk dipasang ke corong tersebut sehingga menjadi speaker high impedance ( peamasangannya ke com-100v)

3. Setting suara yang tidak tepat.    
    Horn speaker / corong TOA adalah tipe speaker yang tidak bisa mengeluarkan suara bass / suara rendah, kalau setting bassnya terlalu tinggi / besar output suaranya tidak akan ada perubahan banyak, paling hanya sedikit terdengar suaranya agak rendah.  Dan kadang-kadang akan menyebabkan suara "mendem " ( istilah jawa ), yaitu suara nya tidak lantang / keras -nyaring terdengar.
Yang lebih bahaya yaitu saat potensio BASS di naikkan / dibesarkan maka arus yang masuk ke corong semakin besar, akibatnya corong mudah putus karena kelebihan arus. Khususnya yang menggunakan mixer, karena kontrol bassnya besar.
Solusinya : tutup potensio BASS yang ada di amplifier, dan bila pakai mixer --> atur sedemikian rupa agar suara bass yang masuk ke corong se minimal mungkin.

4. Pemakaian amplifier yang terlalu besar. 
    Sering kali orang menambah daya amplifier agar suara adzannya keras. Dari amplifier 120 watt dinaikkan menjadi 240 watt, tetapi speaker atas yang terpasang tetap.  Kalau speaker toa nya ada trafonya, maka tingkat kerusakan speaker toa relatif sedikit, tetapi bila speaker toa tipe low impedance ( tanpa trafo maka tidak akan lama speaker akan mati / putus spulnya ).
Jadi sesuaikan daya amplifier dengan total daya speaker yang terpasang.
Selain itu, meskipun speaker toa pakai matching transformer, speaker toa yang putus juga bisa terjadi, hal ini dikarenakan bila beban tidak penuh, maka tegangan output amplifier menjadi naik, tidak stabil 100V tapi bisa lebih. Akibatnya daya yang masuk ke spEaker bukan 25 watt sesuai kemampuan speaker, tapi bisa menjadi 30 watt, akibatnya speaker toa putus spulnya.
Solusinya,  sama halnya diatas, sesuaikan daya amplifier dengan daya total speaker yang terpasang.
Kalau pakai amplifier ZA-2120 ( daya 120 wat ), maka pakailah speaker toa 4 bh agar aman, atau pakailan 5 bh agar lebih aman.
Kalau speaker toa yang terpasang hanya 2 bh, maka pakailan amplifier toa tipe ZA-2060 ( daya 60 watt ), bila hanya 1 speaker toa, maka pakailah amplifier ZA-230W atau ZA-2030 ( daya 30 watt ).

5. Power amplifier OFF secara mendadak sedangkan mic kondisi ON.
    Cara seperti ini biasanya dilakukan dengan saklar diluar ruangan, hal ini dilakukan agar peralatan sound system aman terkunci didalam ruangan, karena sering laporan pencurian yang marak terhadap peralatan sound system masjid. Naudzubillah mindalik....bukannya nyumbang malah mencuri milik masjid...semoga mendapat ampunan yang melakukan dan segera sadar...
Selain untuk faktor keamanan, ternyata ada alasan lain yaitu agar settingan yang sudah bagus tidak dirubah-rubah oleh banyak tangan.  Pemakai tinggal menghidupkan saklar power diluar ruangan, maka adzan bisa dipergunakan.
Tapi ternyata ada efek lain yang tidak diketahui, yaitu tegangan kejut saat power di OFF kan / dimatikan dengan saklar dimana posisi volume mic terbuka.  Biasanya terdengar suara " DUG " yang keras di speaker.  Bila ini terus menerus terjadi maka speaker akan jebol / alias putus.
Solusi --> sebaiknya diberikan saklar speaker untuk memutuskan amplifier dengan speaker.  Jadi bila akan mematikan power amplifier, maka terlebih dahulu mematikan saklar speaker.  Memang ini prosedur yang agak rumit, tapi perlu kebiasaan. Bila perlu diberi tulisan di dekat saklar power .." Matikan saklar speaker sebelum mematikan amplifier ".
Cara lain, bisa saja memasang pemutus speaker otomatis, tapi belum ada yang jual, insya alloh admin akan coba merancang, nanti dishare bila sudah ketemu rancangannya.

Berikut agar suara TOA keras tapi tidak mudah rusak :

1. Pasang horn speaker jangan terlalu tinggi.

    Pemasangan speaker jangan terlalu tinggi, paling tidak +/- 15 meter.  Kalau terlalu tinggi maka suaranya lari jauh, sedangkan daerah sekitar masjid suaranya kecil. Bila terpaksa karena mengikuti menara yang sudah ada, maka selain diatas, tambah juga speaker di tengah menara untuk daerah sekitar masjid.  Jadi yang atas untuk yang jauh dan yang ditengah untuk yang sekitar masjid.

2. Pemasangan horn jangan terlalu lurus atau mendongak keatas. 

    Kalau mendongak keatas selain rentan kena air hujan yang dapat menyebabkan spul putus, maka suaranya terlempar keatas, sehingga daerah sekitar masjid menjadi kecil.  Pasanglah horn speaker sedikit menunduk kebawah agar suara terdengar didaerah sekitar menjadi keras, karena tujuannya  bukankah untuk memanggil orang sekitar masjid ? kalau untuk yang jauh dari masjid, pastinya sudah ad masjid lain yang memanggilnya.

3. Kalau memang masjid masih jarang, dan suara bisa terdengar lebih jauh maka, speaker toa bisa ditambah, dijajar 2 bh setiap arahnya, boleh dijajar ke samping, tapi akan lebih baik bila dijajar ke atas/kebawah.  Hasilya suaranya akan menjadi lebih jauh 2 x lipat.
Solusi lain --> horn speaker diganti dengan daya besar yaitu tipe ZH-652T, dayanya 50 watt, jangkauan suaranya hampir 2 x ZH-5025BM.
Agar suaranya mendukung maka amplifier perlu ditingkatkan juga sesuai total daya speaker yang terpasang.

4. Pasang protektor di output amplifier untuk mengurangi arus frekuensi rendah masuk ke speaker.
    Dengan alat protektor yang terpasang di output amplifier, maka oleh alat tersebut suara yang di keluarkan oleh amplifier difilter terlebih dahulu oleh protektor, sehingga hanya frekuensi yang sesuai saja yang aman untuk horn speaker, maka speaker terhindar dari arus frekuensi rendah yang dapat menyebabkan spul putus.
Speaker protektor yang dipasang memang tidak sama dengan speaker protektor yang dijual dipasaran, speaker protektor disini bersifat filter / pembatas arus yang masuk ke speaker horn toa.

Demikian sedikit informasi semoga bermanfaat.

Mengatasi Suara FEEDBACK

Apakah antum salah satu yang dipusingkan dengan suara feedback ? suara mencuit yang menyakitkan telinga ? suara mendengung kayak tawon saat acara dimulai ?
Tapi antum tidak perlu cemas / resah karena permasalahan feedback sebenarnya banyak dialami oleh siapa saja, jadi banyak temennya maksud ane. Tidak sendirian.

Sekarang pertannyaannya, bagaimana sebenarnya proses terjadinya suara feedback itu ?

Berikut penjelasannya agar mengetahui proses terjadinya suara feedback .
Suara feedback muncul yaitu berawal dari sumber bunyi yang ditangkap oleh microphone kemudian dikuatkan oleh amplifier dan di keluarkan melalui loudspeaker, kemudian oleh microphone suara yang dihasilkan oleh loudspeaker ditangkap kembali oleh micropone dan kembali dikuatkan oleh amplifier dan kembali lagi dikeluarkan oleh loudspeaker.  Kejadian ini berulang terus. Karena frekuensi yang ditangkap oleh microphone dan yang dikeluarkan oleh loudspeaker adalah sama, sehingga terjadi penguatan yang berulang-ulang dan pada akhirnya terdenar oleh kita suara mencuit yang melengking pada puncak level suara yang tertinggi.
Bila di biarkan dalam waktu lama, suara ini selain dapat merusak kendang telinga karena intensitas suara yang tinggi, juga dapat merusakkan loudspeaker ataupun amplifier.


Berikut secara singkat beberapa penyebab terjadinya suara feedback dan sekaligus cara mengatasinya.
1. Kualitas perangkat suara
    Pemilihan perangkat suara sangatlah penting dalam menentukan kualitas suara yang dihasilkan. Pemilihan perangkat yang asal-asalan maka akan berdampak pada munculnya suara feedback. Jadi perlu sedikit ada pemahaman mengenai karakteristik perangkat yang akan dipasang.
Perangkat yang perlu perhatian khusus yaitu Speaker dan Microphone, kedua perangkat inilah yang sangat berperan dalam munculnya suara feedback.
Sedangkan karakteristik yang perlu diperhatikan adalah Tanggapan Frekuensi (Frequency Responce ) dari speaker dan Microphone yang perlu dicermati.
Karakteristik ini bisa di lihat pada manual book nya pada kolom spesifikasi.
Tapi sayangnya beberapa produk yang dijual dipasaran tidak banyak yang mencantumkan frequency responce chart ( grafik tanggapan frekuensi ).
Kebanyakan hanya menampilkan power / daya input,  frequency responce band ( lebar tanggapan frekuensi ), dll.
Tentu saja, kalau beli produk-produk yang sudah punya nama, biasanya kualitasnya sudah dapat dipertanggung jawabkan.  Dan bisa dipastikan, HARGA = KUALITAS

Berikut Contoh grafik tanggapan suara sebuah speaker/microphone.

Frequency Responce
Penjelasan :
> Pada grafik warna merah --> adalah contoh grafik tanggapan frekuensi yang sangat baik, dimana dari frekuensi rendah 20 Hz sampai frekuensi tinggi 20 KHz, tidak ada gejolak / rata disetiap perjalanan frekuensinya.  Bila kita memilih speaker / microphone dengan tanggapan response seperti ini maka dipastikan jauh dari gangguan suara feedback.
> Pada grafik warna biru --> adalah contoh grafik tanggapan frekuensi yang tidak baik / buruk.  Dengan adanya lonjakan level suara pada salah satu frekuensi sangat rentan terjadinya suara feedback.

2. Kondisi ruangan
    Bentuk dan kondisi ruangan juga dapat mempengaruhi terciptanya suara feedback.  Lantai yang keras ( seperti keramik, marmer ) sangat rentan terjadinya suaa feedback. Apalagi tembok yang dilapisi keramik / marmer, mudah sekali bangkitnya suara feedback.
Kenapa demikian ?
Suara mempunyai sifat merambat dan memantul. Pada frekuensi midle dan tinggi, mempunyai sifat memantul, sedangkan frekuensi rendah mempunyai sifat merambat.
Sedangkan suara manusia adanya dikisaran frekuensi menengah ( midle ) yaitu sekitar 300 Hz - 3 Khz.
Saat suara dikeluarkan oleh loudspeaker, oleh tembok dipantulkan kembali, kemudian pantulan ini dipantulkan kembali oleh tembok lainnya dan oleh lantai dipantulkan kembali yang pada akhirnya sampailah ke microphone. Suara yang ditangkap oleh microphone dikuatkan kembali oleh amplifier dan dikeluarkan melalui loudspeaker. Kejadian ini berlangsung cepat dan terus menerus. Karena frekuensi suara yang ditangkap sama maka ada penjumlahan di output amplifier yang berakibat terjadilah apa yang dinamakan feedback.
> Cara yang bijak yaitu meningkatkan redaman lantai / tembok, sehingga suara yang dipantulkan berkurang.  Hal paling mudah yaitu melapisi lantai dengan karpet. Kalau ada jendela, bisa dibuka, kalau tidak ada jendela, bisa menambahkan lapisan busa di tembok dengan di bentuk ornamen yang indah / menyatu dengan tembok agar tampah indah dekoratifnya.  Bila memungkinkan, tembok di buat berventilasi / berongga-rongga, sehingga suara bisa terjebak didalamnya.

3. Penempatan speaker
    Penempatan speaker juga menjadikan sumber terjadinya feedback.  Meskipun speaker yang digunakan speaker berkualitas tetapi meletakkannya asal-asalan tetap akan menimbulkan suara feedback.
Pada pembahasan yang lalu sudah pernah disampaikan, bagaimana penempatan speaker yang baik (klik link berikut : http://selyaproduct.com/?news=ya&bid=30  untuk masuk ke artikelnya )
Berikut ringkasan penempatan speaker yang disampaikan pada artikel sebelumnya meliputi :
> Titik penempatan speaker
    # Jangan terlalu dekat dengan microphone, tapi jangan terlalu jauh juga
    # Jangan simpan speaker dipojokan, karena akan menjadikan naiknya frekuensi tinggi dari speaker. Kondisi ini yang menjadikan kecenderungan feedback terjadi.
    # Jangan terlalu tinggi, tapi juga jangan terlalu rendah
> Arah penempatan speaker
    @ Jangan mengarah dari belakang ke depan, tapi arahkan dari depan ke belakang sedikit menyerong ke tengah agar suaranya terkumpul
    @ Jangan memasang speaker tegak lurus / berhadap-hadapan, dapat menyebabkan tabrakan suaranya, sehingga terjadi proses peningkatan level suara pada frekuensi tertentu atau pengurangan suara pada frekuensi tertentu.
    @ Jangan terlalu mendongak ke atas, tetapi sedikit menunduk ke bawah, agar fokus ke pendengar
> Jarak antar speaker
     * Jangan menempatkan speaker terlalu dekat, selain boros biaya juga bisa terjadi penjumlahan level suara yang berakibat feedback.
     ** Jangan terlalu jauh juga, menyebabkan suara kurang merata.

      > Selebihnya silahkan dibaca pada artikel terkait.

4. Setting tone control
    Selain perangkat, kondisi ruangan dan penempatan speaker, ternyata cara setting tone control di amplifier atau mixer juga sangat berpengaruh. Kalau settingnya asal-asalan maka suara feedback akan sering muncul. Kombinasi suara bass, midle, treble mempengaruhi bentuk tanggapan respons dari karakteristik suara yang dihasilkan oleh loudspeaker.
Jadi sebagai operator setting perlu memahami cara setting amplifier, khususnya mixer, banyak tombol yang mesti diatur, operator mesti memahami masing-masing fungsinya agar settingnya maksimal, bukan asal puter.
Do'akan admin cukup waktu untuk membuat artikel tentang fungsi dan setting mixer yang baik.


Ada cara lain yang dapat membantu mengurangi suara feedback bila dari pengaturan diatas dirasa masih kurang maksimal.  Cara berikut cukup ampuh dalam meng "eliminir " atau menghilangkan feedback yang menjengkelkan.

1. Menggunakan Equalizer dBX 231S
    Equalizer yang biasa dipakai untuk pengaturan nada bass, midle dan treble, bisa juga dimanfaatkan sebagai alat eliminator / penghilang suara feedback. Dengan memahami frekuensi suara feedback maka suara feedback bisa diredam.  Gunakan equalizer yang berkualitas agar tidak menambah suara noise.  Agar tingkat peredaman bisa selectif pergunakan equalizer yang sempit, misal yang memiliki 1/3 octave atau 31 channel.
Dengan equalizer yang selectif, suara yang hilang tidak terlalu banyak, sehingga kualitas suara tidak banyak berpengaruh saat salah satu channel di turunkan untuk menghilangkan feedback.
Teknik ini manual, artinya perlu ketekunan dan ketelitian dari operator settingnya. Perlu percobaan berkali-kali dengan posisi microphone berpindah-pindah, sehingga dipastikan dimanapun microphone tidak terjadi suara feedback.

Berikut blok diagramnya.


Kelemahan cara ini :
> Bila ada perubahan setting bass-midle treble di mixer, frekuensi feedback bisa berubah, jadi perlu di setting ulang untuk memastikan frekuensi feedback sudah diredam di berbagai tempat microphone.
> Perubahan jumlah hadirin bisa mempengaruhi frekuensi feedback. Jadi operator mesti standbay di lokasi setting agar sewaktu-waktu terjadi suara feedback sudah siap untuk menurunkan frekuensi yang dimaksud.
> Sulitnya memahami berap frekuensi feedback dengan hanya mendengarkan. Perlu pengalaman dan ketajaman telinga untuk memperkirakan dimana kira-kira lokasi frekuensi feedback terjadi.
   * Untuk membantu menemukan frekuensi feedback dengan cepat, bisa menggunakan spectrum analyser yang mampu mendeteksi frekuensi suara yang ada disekitar kita.  Dengan alat tersebut, maka akan dengan mudah diketahui berada di frekuensi mana feedback tersebut berada, sehingga dengan tepat dan cepat suara feedback langsung di atasi. Tentu saja, saat ini spectrum analyser harganya bisa puluhan juta, kalau hanya untuk cek sound sendiri tentunya sangatlah mahal.  Tapi nggak usah kawatir, kalau ente punya lap top / komputer itu bisa diatasi. Ada program free yang bisa di download, yaitu TRUERTA. Dengan program ini, masalah ente akan bisa teratasi.  Klik tautan berikut dan download untuk truerta level 1. Pelajari cara kerjanya, kutak-kutik sedikit nanti pasti akan ada hasil.
Berikut tautannya :  http://www.trueaudio.com/rta_down.htm

Keunggulannya  dari Equalizer :
> Selain untuk menghilangkan suara feedback, dengan adanya equalizer maka kualitas suara dapat diperbaiki, sehingga nyaman dan enak didengar. Seimbang antara bass-midle dan treble.

2. Mengunakan perangkat tambahan " Feedback Destroyer FBQ1000"
    Ini cara lain yang lebih praktis, yaitu dengan memasang otomatis penghilang suara feedback. Namanya FEEDBACK DESTROYER.  Dengan memasang alat ini maka kita tidak perlu mencari berapa frekuensi feedback terjadi, dan kita juga tidak perlu melakukan eksperimen dengan banyak lokasi microphone.  Dengan FEEDBACK DESTROYER, frekuensi suara feedback akan segera diketahui persekian detik ( sekitar 0.2 detik )  sudah bisa terdeteksi dan langsung mengambil tindakan yaitu mengeliminir feedback tersebut. Jadi tidak perlu operator yang standby terus di bagian sond system, cukup FEEDBACK DESTROYER yang menjaganya agar tidak terjadi feedback.

Berikut blok diagram instalasinya.
> Menggunakan Preamp mic untuk mendorong Feedback Destroyer
> Menggunakan Mixer ( X1204USB --> 6CH, X1222USB --> 8 CH, X2222USB --> 12CH ) untuk mendorong Feedback Destroyer.


> Cara lain : bisa saja menggunakan Mic Wireless ( Senheiser EW-900 > 2mic genggam, Shure LX88III > 2mic genggam, Bismarck BM-773/777 > genggam + jepit, Shure PGX14E > jepit / headset, dll ) ...yang ada receivernya, langsung dipasangkan ke Feedback destroyer.




3. Kombinasi Equalizer dBX 231S + Feedback Destroyer FBQ1000
    Terakhir yaitu kombinasi antara equalizer dan feedback destroyer. Equalizer disini hanya untuk memperbaiki kualitas suara bass-midle dan treble, sehingga diperoleh suara yang pas dan seimbang, enak didengar dan nyaman.  Untuk kontrol feedback tetap mengandalkan perangkat feedback destroyer.
Berikut blok diagramnya.

Demikian sekilas tentang cara mengatasi suara feedback semoga membantu permasalahan antum semuanya.

Merubah speaker biasa (low impedance) menjadi Speaker High Impedance

Tuntutan penerapan teknologi informasi di sekolah dewasa ini semakin digalakkan, termasuk salah satunya penggunaan Sound System untuk sekolah.

Berbagai upaya ditempuh oleh pengelola sekolah, ada yang langsung menghubungi distributor TOA yang tidak hanya menjual produk TOA tapi juga sekaligus instalasinya. Ini cara paling mudah, cepat, tepat dan siap pakai.  Biaya ?  tentu saja mesti disiapkan biaya lebih untuk itu.

Tapi ada juga yang ingin memberdayakan guru dan murid-muridnya untuk membuat / merakit paging system / sistim informasi disekolahnya. Tujuannya tidak lain yaitu untuk penghematan dan swadaya.

Pada upaya yang pertama, biasanya mulus-mulus saja, karena ditangani oleh ahlinya, tetapi kebanyakan yang upaya ke 2 ( swadaya sekolah ), akan menemui kendala yaitu
1. Suara  tidak merata,  pada speaker /kelas terjauh suaranya semakin kecil, sedangkan suara pada kelas/speaker yang dekat dengan central / amplifier suaranya besar.
2. Amplifier sering rusak, terbakar / transistornya putus.

Apa penyebabnya ?

Penyebabnya tidak lain adalah masalah IMPEDANSI.

PAda umumnya, speaker dipasaran memiliki impedansi 8 ohm.  Dan bahkan ada yang 4 ohm untuk speaker mobil. Speaker ini yang disebut speaker dengan impedansi rendah (Low Impedansi )
Sedangkan untuk paging system, tidak bisa menggunakan low impedansi : 4 ohm / 8 ohm,  tapi harus menggunakan High impedansi ( Impedansi tinggi ) : 285 ohm, 1000 ohm, 2000 ohm, dst.
Selain loss/rugi daya di kabel yang panjang, total impedansinya rendah.

Kita ambil contoh, bila speaker berimpedansi 8 ohm  dipasang sebanyak 10 kelas, berarti impedansi total adalah : 8 ohm / 10 = 0,8 ohm.
Sedangkan amplifier umumnya minimal impedansinya 2 ohm.  Kondisi ini akan menjadi beban amplifier sehingga menjadikan amplifier rusak.

Bagaimana cara mengatasinya ?  Swadaya tapi tetap OK ?

Salah satu cara yaitu menambahkan Matching transformer di speakernya.
Matching transformer yang bisa dipakai, tipe ZT-351 yang mampu mengeluarkan daya 10-35 watt.  Boleh saja 1 matching untuk 2 bh speaker atau 1 matching untuk lebih dari 1 speaker.  Yang terpenting adalah total daya speaker tidak melebihi 35 watt, dan impedansi total speaker tidak kurang dari impedansi matching transformer (4 ohm ).
Cara pemasangan bisa seri paralel, tentunya sedikit rumit.

Satu hal yang tidak boleh terlupakan, yaitu amplifier yang digunakan harus amplifier TOA dengan output high impedansi yaitu ada output com-100V.
Dan untuk menghasilkan suara yang OK, maka speaker biasa yang dipilih haruslah yang bisa mengeluarkan suara midle/ suara vocal. Biasanya kala beli di toko dikenal dengan speaker midle atau speaker full range. Daya input juga diperhatikan, cari yang kecil saja, misal 10 watt - 50 watt.  Pada umumnya daya yang tertulis tidak sesuai dengan mestinya, bila tertulis 50 watt, paling daya murninya hanya sekitar 20-30 watt saja. Karena disitu tidak tertulis apakah itu daya murni /daya rated. Yang ada umumny ditulis daya maksimum.  Kalau benar daya maksimum, maka mestinya daya rated x 1,5.
Jadi kalau tertulis 50 watt maksimum, maka daya sebenarnya sekitar 30 watt.

Demikian sekedar inspirasi yang dapat dicoba untuk sekolah-sekolah / Masjid yang sudah terlanjur beli speaker biasa agar tidak mubazir dan masih bisa dimanfaatkan.

Semoga bermanfaat.

Optimalisasi Mixer Amplifier ZA-2128MW

Kali ini admin akan membagi tips bagaimana mengoptimalkan amplifier ZA-2128MW yang dikenal dengan amplifier masjid, karena memang amplifier ini dirancang khusus untuk penggunaan di masjid, makanya dinamakan ampli masjid.

Keunggulan yang dimiliki ampli ZA-2128MW banyak sekali, diantaranya :
1. Dual output --> outputnya ada 2 ( stereo ), CH1 dan CH2.  dimana input mic bisa keluar dari kedua output tersebut. Ini memudahkan bagi pengguna yang kurang paham instalasi sound system. Dengan adanya 2 output ini, maka output CH1 --> bisa untuk speaker adzan ......dan CH2 --> bisa untuk speaker dalam.

2. Volume output terpisah --> ada 2 volume untuk CH1 dan CH 2, dimana masing-masing bisa diatur besar kecilnya suara secara terpisah.  Jadi suara adzan bisa dikeraskan tanpa mempengaruhi speaker dalam. Begitu juga sebaliknya.

3. Fasilitas ECHO --> ada fasilitas ECHO atau gema, untuk menambah kelembutan suara. Tapi hanya ada di input MIC 1 saja.  Ini bisa dimanfaatkan untuk mic imam / mic mimbar agar suara kutbah merdu.  Tapi mesti bijaksana dalam penggunaannya.  Bila ruangan sudah bergema, sebaiknya fasilitas ECHO nya ditutup/tidak dipergunakan, Karena akan memperburuk kualitas suaranya.  Apa yang disampaikan oleh Khotib akan tidak jelas karena gema terlalu tinggi. Atau untuk mic adzan, juga bisa, jadi suara adzannya lebih merdu terdengar.

4. Fasilitas PHANTOM --> fasilitas ini juga hanya ada di MIC 1.  Penggunaannya hanya untuk mic yang membutuhkan PHANTOM.  Beberapa mic yang membutuhkan fasilitas PHANTOM : Mic imam tipe ZM-360P, mic mimbar tipe KR-505, mic podium tipe CM-15P, CM-20P atau AKG CGN-99.  Untuk mengaktifkan PHANTOM yaitu saklar dipindah ke posisi ON. 
Peringatan :
Matikan PHANTOM bila tidak dipergunakan, karena akan mengganggu kualitas suara mic, khususnya bila menggunakan mic biasa ( mic dynamic).

5. Tone Control BASS-TREBLE per channel --> persis seperti di MIXER, ampli ZA-2128MW setiap inputnya ada tone controlnya. Sehingga memudahkan setting suara BASS / TREBLE nya. Mic imam bisa diatur sendiri bass-treblenya, mic mimbar juga bsia diatur bass-treblenya, begitu juga mic adzan.  Sehingga kualitas suara sesuai dengan keinginan.

6. Input Mic wireless --> ada fasilitas 2 input mic yang bisa dioptimalkan menjadi mic wireless, yaitu di input mic 2 dan 3.   Caranya : dengan menambahkan Tuner dan mic wireless yang sesuai dan dipasang di tempat yang telah disediakan. Untuk mengaktifkan, cukup menekan saklar tekan di bagian depan ampli.

7. Pre Amp OUT dan PWR Amp In  --> gunanya untuk menyisipkan perangkat lainnya seperti Equalizer / Feedback destroyer / ECHO repeater, dll, menjadi satu kesatuan sistim yang utuh.

Berikut penjelasan secara detail aplikasi fasilitas Pre Amp OUT dan PWR Amp In :

- EQUALIZER --> Dengan ditambahkannya EQ maka kualitas suara menjadi lebih baik. Pengaturan Bass, midle , Treble bisa menjadi lebih mudah dengan equalizer. Selain itu juga bisa digunakan untuk memperbaiki kualitas mic imam, yang seringkali masalah dengan suara dengung / feedback / stooring, dengan equalizer maka suara stooring bisa di eliminasi ( lihat artikel teknik menghilangkan suara feedback ).
- FEEDBACK DESTROYER --> dengan menambahkan feedback destroyer (FBQ-1000), maka suara feedback / stooring secara otomatis akan di hilangkan, sehingga mic apa saja yang digunakan, suara storing tidak akan terjadi. Khususnya mic imam, dengan volume besar pun maka tidak akan muncul suara feedback.
-ECHO REPEATER --> dengan menambahkan perangkat ini, maka semua channel input mic / aux  ada suara gemanya. Dengan pengaturan yang baik maka suara yang dihasilkan akan menjadi lebih baik.
-dll.

Berikut contoh blok diagram instalasi pemasangan EQ ke amplifier ZA-2128MW.
Cara penyambungan :
- Pre Amp OUT --> dihubungkan ke Input Equalizer  (IN)
- Output Equalizer (OUT) --> dihubungkan ke PWR Amp In


Untuk aplikasi perangkat lainnya, misal Feedback Destroyer FBQ-1000, caranya sama saja, tinggal ganti Equalizer dengan FBQ-1000.

Untuk Equalizer, bisa menggunakan tipe DOD-231, DBX-231, DBX-231S atau DBX-131 atau equalizer tipe lainnya,  yang penting kualitasnya bagus.

Berikut tampak belakang dari amplifier ZA-2128MW.


Catatan :
- Bila amplifier ZA-2128MW dipergunakan untuk speaker horn (adzan) dan speaker dalam, maka cukup yang untuk speaker dalam saja yang diberikan Equalizer.  Boleh saja tetap pakai Equalizer, tapi frekuensi 300 Hz kebawah dan 10KHz keatas diturunkan. Yg lainnya tetap di tengah ( 0 dB).

Demikian yang dapat disampaikan, semoga tips ini bisa membantu meningkatkan penggunaan amplifier masjid tipe ZA-2128MW menjadi lebih baik.

Suara adzan kurang keras ?

Saya sering mendapat pertanyaan, bagaimana caranya agar suara adzan bisa keras terdengar ?
Berbagai usaha yang sering dilakukan pengurus Masjid / Mushola agar suara adzannya menjadi lebih keras yaitu dengan mengganti amplifier dengan daya besar, atau menambah volume amplifier sekeras-kerasnya tanpa mengabaikan tanda peringatan yang ada di amplifier.
Tapi usahanya belum berhasil.  bahkan yang terjadi spulnya sering putus.  Kenapa ???

Untuk menjawabnya, berikut ulasan yang dapat saya sampaikan agar bisa menambah wawasan bagi pengurus mushola / Masjid agar langkah yang diambil menjadi tepat sasaran, bukan coba-coba yang menghambur-hamburkan uang kas masjid / mushola.

1. Mengganti amplifier dengan daya lebih besar.
     Cara ini ampuh bila memang ternyata setelah dikalkulasi ulang daya total speaker TOA lebih besar dibandingkan daya amplifier.  Misal : speaker TOA  ( saya sebut speaker TOA saja untuk menggantikan horn speaker, karena lebih dikenal orang..red),  yang terpasang berjumlah 3 buah, amplifier yang dipakai dayanya 60 watt.
Dengan kondisi seperti ini sudah dapat dipastikan, suara adzan tidak akan keras, dan bahkan suaranya agak pecah bila volume dipaksakan.
3 buah speaker TOA mempunyai daya total 25 watt x 3 bh = 75 watt. Agar suaranya keras maka daya amplifier harus minimal 75 watt atau lebih.  Jadi sangat tepat bila amplifier diganti dengan daya yang lebih besar, misal dengan amplifier 120 watt.
    Tapi dengan cara mengganti amplifier dengan daya besar tidak akan berhasil dan bahkan menyebabkan spul rusak / terbakar bila speaker TOA bukan tipe high impedan (tanpa trafo matching didalamnya: ZH-5025B atau ZH-5025BB).  Kenapa ?  karena dengan mengganti amplifier yang lebih besar, dari kebutuhannya maka semua daya amplifier akan masuk ke speaker TOA yang mengakibatkan spul terbakar.  Hal ini disebabkan, speaker TOA tanpa trafo matching didalamnya, tidak ada pembatas daya, berapapun daya yang diterima semuanya di teruskan ke spul akibatnya spul tidak kat menahan daya besar dan akhirnya terbakar/putus.
    Bila speaker TOA ada matching trafonya didalamnya ( tipe High Impedance : ZH-5025BM), maka penggantian daya tidak berpengaruh banyak, ada kenaikan tapi tidak banyak terasa perubahannya. Kenapa ?
Karena daya yang dikeluarkan oleh amplifier sebesar apapun oleh matching trafo akan dibatasi sesuai kebutuhan dari spulnya saja. Meskipun amplifiernya 240 watt, maka daya yang dilewatkan oleh matching trafo akan tetap sebesar 25 watt saja.
Jadi artinya penggantian daya besar untuk speaker TOA yang ada matching trafonya didalamnya tidak berpengaruh pada hasil suara yang dihasilkan.

2. Menaikkan volume amplifier    Cara ini memang berpengaruh pada hasil output suara yang dihasilkan, tapi bila berlebihan dengan lampu indikator PEAK yang nyala merah terus, maka siap-siap segera mengganti spul speaker TOA anda.  Kenapa ?
Karena bila lampu PEAK menyala itu menandakan suara dalam keadaan distorsi / cacat, dengan suara yang cacat maka getaran spul menjadi tidak terarah. Harusnya getaran spul keatas-kebawah, karena sinyalnya cacat maka getaran spul akan kesegala arah. Bisa bergetar ke samping kiri atau kanan. Bila ini terus berlangsung lama dan sangat kuat getarannya maka spul akan menyentuh plate besi magnet yang ada di pinggir spul, akibatnya timbul gesekan-gesekan antara spul dengan plat besi tadi.  Yang pada akhirnya gulungan kawat di spul terkelupas yang menyebabkan short dan akhirnya terbakar.
    Standar setting suara yang diperbolehkan yaitu lampu indikator PEAK nyala kedip-kedip saja, sesekali saja berkedipnya, ini masih normal.
Jadi cara menaikkan volume secara ekstrim tidaklah efektif dan juga tidak dibenarkan, karena dapat menjadikan spul rusak.

3. Mengganti Speaker TOA lama 25 watt --> 50 watt (ZH-652M)    Salah satu cara yang efektif yaitu mengganti speaker TOA yang 25 watt  (ZH-5025BM)  --> dengan speaker TOA dengan daya yang lebih besar yaitu 50 watt (tipe ZH-652M ). Dengan daya yang 2 x lipat ini bisa menambah jangkauan suara sampai 1,5 x nya lebih.
Kelemahannya : daerah sekitar masjid akan merasa berisik, karena suaranya juga akan lebih keras dari sebelumnya.  Kecuali bila dipasang di menara masjid yang tinggi, tidak begitu mengganggu warga sekitar.
Setelah mengganti speaker TOA menjadi 50 watt, hal yang harus diperhatikan yaitu kemampuan dari amplifiernya.  Bila daya amplifier dibawah total daya speaker maka harus diganti juga.
Misal, speaker TOA yang terpasang 4 bh x 50 watt = 200 watt,  maka amplifier yang sesuai yaitu yang mempunyai daya keluaran 240 watt ( tipe ZA-2240 ).
Kabel speaker juga perlu diperhatikan, bila kabel yang dipakai terlalu kecil, mak perlu diganti dengan yang lebih besar.  Standar untuk pemakaian daya 200 watt diperlukan kabel dengan ukuran 2 x 1,5.  atau bisa saja menggunakan kabel 2 x 0.75 tapi kabel di tarik 2 kabel dari atas ke ampli.  Jadi 1 kabel melayani 2 speaker TOA.
Dengan kabel yang sesuai, daya dari amplifier semuanya mengalir ke speaker TOA tanpa adanya hambatan dari kabel speaker.

4. Menambah jumlah speaker TOA    Cara lain yaitu menambah jumlah speaker yang terpasang. 
Ada 2 cara menyusun tambahan speaker TOA :
a.  Speaker TOA ditambahakan disebelahnya.
     Bila penambahan disebelahnya dengan arah yang berbeda maka jangkauan suara yang dihasilkan tetap, tapi arah penyebaran suara bertambah luas. Yang tadinya daerah sekitar masjid suaranya kecil saat adzan, karena tidak lurus dengan speaker TOA maka dengan adanya penambahan speaker ini dia mendapatkan suara yang langsung dari speakr TOA, sehingga terdengar suara adzan lebih keras.
b. Speaker TOA ditambahkan berjajar ke bawah.
    Bila penambahan speaker TOA di letakkan sejajar dg speaker lama ( di jajar ke bawah ), maka jangkauan suara yang dihasilkan menjadi 1,5 x nya dari sebelumnya. dan daerah penyebaran ke samping kiri dan kanan juga menjadi lebih luas.

Jadi kalau melihat kelebihan dari kedua cara cara menyusun penambahan speaker TOA, kita bisa menyimpulkan, bila di inginkan jangkauan suara lebih jauh dan daerah penyebaran suara lebih luas, maka tambahan speaker TOA di susun ke bawah.

Dan Yang perlu diperhatikan, kemampuan amplifier juga harus di lihat lagi, apakah masih mampu untuk mendorong speaker TOA dengan jumlah banyak ? Bila dayanya kurang maka amplifier harus diganti dengan yang lebih besar juga.
Perhatikan perbedaan daerah penyebaran dan jangkauan suara dari speaker TOA.

* Warna kuning --> daerah penyebaran suara.

Demikian sharing pengetahuan mengenai speaker TOA, semoga bermanfaat.

Merangkai Array Speaker system sendiri

Dalam artikel lain sudah pernah di bahas mengenai keunggulan dari Array Speaker System yaitu diantarannya :
- Penyebaran suara merata kiri-kanan bila dipasang berdiri ( setengah lingkaran )
- Penyebaran suara jauh kedepan dengan intensitas suara cenderung merata dari depan speaker sampai yang paling jauh ( penurunannya tidak drastis ), sehingga membuat kenyamanan bagi pendengar di depan speaker, tidak merasa berisik / menyakitkan telinga.
- Low feedback --> tidak mudah terjadi storing terhadap suara microphone
- Cocok untuk ruangan yang mempunyai gema tinggi atau ruangan yang luas dengan daerah tengah tidak ada tiang untuk penempatan speaker, dan masih banyak lagi keunggulannya.

 
Gambar 1. Array speaker di panggung terbuka

Sebenarnya bagi yang sering mengunjungi konser / panggung terbuka, Array speaker system ini sudah banyak diterapkan. Dengan menggunakan tower, speaker disusun sedemikian rupa sehingga membentuk satu kesatuan speaker yang tersusun rapi dari bawah sampai atas. Dipasaran sudah banyak Professional speaker untuk panggung yang dirancang multi fungsi, selain bisa di pakai individual, juga bisa dipakai untuk kombinasi Array speaker.

Speaker TOA, juga sudah banyak dijual tipe Array speaker dari kualitas biasa sampai yang professional.
-Array speaker tipe biasa yaitu ZS-102C, ZS-202C, ZS-203CB, ZS-403CB, ZS-603CB.
-Sedangkan Array speaker yang professional yaitu Z-5BHX, ZS-S60CW, dan ZS-S240CW.

Apa perbedaannya ?
Dari segi harga sudah jelas, yang professional lebih mahal.  Hal ini dikarenakan kualitas suara yang dihasilkan lebih bagus, frekuensi respon lebih rata, lebih lebar dan tingkat storing semakin rendah. Disamping itu, ada fasilitas yang bisa diatur arah penyebarannya dengan mudah seperti tipe Z-5BHX. Didalamnya ada rangkaian crossover yang mengatur keseimbangan keluaran suara dari masing-masing speaker sehingga tingkat suaranya menjadi merata.

Untuk efisiensi biaya, kita juga bisa membuat sebuah Array speaker dengan kualitas yang tidak kalah dengan yang sudah ada dipasaran, yaitu dengan merangkai speaker yang berkualitas bagus menjadi satu kesatuan, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2 dibawah ini.
  Gambar 2  Array speaker ZS-1030W

Pada gambar diatas, Array speaker disusun dari speaker ZS-1030W, daya 30 watt/bh, sehingga total dayanya menjadi  4 x 30 watt = 120 watt.
Arah penyebaran suara bisa diatur sebagai berikut : 1 bh paling bawah menunduk, yang 3 bh lurus kedepan, atau seperti gambar, dari speaker paling bawah disusun merata.  Tujuannya yaitu agar pendengar paling depan mendapatkan suara dengan baik dan pendengar berikutnya mendapat suara yang cukup dan begitu juga pendengar paling jauh mendapat suara yang sama baiknya dengan yang didepan.
Cara penyambungan, cukup di gabung semua dari 4 speaker yang di paralel. Jangan sampai terbalik polaritasnya.
Penyusunan speaker bisa menggunakan pipa seperti contoh, atau bisa juga langsung ke tembok dengan susunan yang di atur jaraknya sehingga rapi dan rata.
Array speaker dari ZS-1030W ini mampu untuk ruangan dengan luas 10 x 10 sampai 15 x 15 m  dengan baik. Speaker dipasang di depan ruangan kiri-kanan ( 2 rangkaian array ).

Speaker tipe lain yang bisa digunakan untuk Array speaker yaitu tipe ZS-1030B, ZS-F2000BM, ZS-F2000WM.

Demikian sedikit sharing untuk menambah wawasan dan semoga bermanfaat

Aplikasi Line Array Speaker Z-5BHX2 (1)

Z-5BHX2
Array  Speaker Z-5BH
  Beberapa artikel sebelumnya sudah dikupas mengenai apa itu Array speaker, keunggulannya dibanding speaker biasa, dan juga bagaimana membuat speaker biasa menjadi speaker array. Kali ini akan saya berikan beberapa aplikasi Array Speaker di berbagai event yang tentunya bisa buat inspirasi dalam pemilihan speaker yang akan digunakan.

  Z-5BHX2 dipasang di stand speaker untuk acara yang bersifat sementara seperti ceramah agama, acara di luar ruangan / standing party, dll.Bersifat bongkar pasang. Bracket yang digunakan bisa pakai tipe ZY-ST1.

  Untuk acara yang lain, yang membutuhkan kualitas suara bass, misal buat orgen tunggal pada acara perkawinan, dll. Subwoofer bisa pakai tipe Z-120BFB.
Aplikasi lain yaitu untuk pemasangan permanen di ruangan, misal di ruang pertemuan / auditorium. Array speaker sangat cocok dengan sifatnya yang menyebar dan merata tingkat tekanan suara dari depan hingga belakang.
Bisa juga ditambahkan subwoofer bila di perlukan dentuman suara bass yang mantab. Subwoofer bisa menggunakan Z-120BFB 1bh atau lebih. Tergantung luas ruangan. Array speaker yang dipasang juga bisa di pasang lebih dari satu, tergantung luas ruangan dan panjang ruangan. Semakin panjang, jumlah Z-5BHX semakin banyak, dengan tujuan agar suara sampai ke belakang tetap jelas.

Bila ruangan luas, dengan stage panggung di pojokan / di tengah, agar suara merata di setiap penjuru, maka pemasangan Array speaker bisa di buat keliling, sehingga suara yang diperoleh benar-benar merata di semua area. Jumlah array speaker juga bisa ditambah lebih dari satu bh untuk menjangkau area bagian belakang, sehingga bagian belakang tetap mendapat suara yang sama dengan di depan. Subwoofer bisa di tempatkan terpisah dan dipasang keliling juga untuk memberikan nada bass yang seimbang di setiap area.

Penempatan speaker juga bisa di atas lantai, tentu saja mesti diperhitungkan bahwa sampai belakang suara tetap akan sampai, khususnya suara dari array speaker, harus diatas pendengar. Kondisi seperti ini bila pendengar dalam posisi duduk, sehingga suara dipastikan bisa menjangkau sampai belakang.  Untuk menambah suara bass, bisa di kombinasikan dengan subwoofer atau speaker lainnya yang mempunyai suara bass sesuai kebutuhan.

Aplikasi lain dalam sebuah acara panggung dalam ruangan. Array speaker di gantung di beberapa titik untuk memberikan suara lebih merata. Dengan tujuan untuk mengurangi suara gema yang berlebih kalau hanya ditempatkan di depan semua. Dengan teknik seperti ini maka suara menjadi jelas tanpa pengaruh gema ruangan.


  Array speaker Z-5BHX2 juga bisa di gunakan untuk sound lapangan, tentunya dikombinasikan dengan speaker subwoofer yang mampu memberikan tendangan bass yang memadai.  Array speaker cenderung berfungsi untuk suara midle dan treble. Dengan jumlah array speaker lebih dari satu, bisa menjangkau pendengar sampai jauh.

Contoh lain aplikasi di panggung terbuka. Di kombinasikan dengan subwoofer.
Contoh lainnya, aplikasi Z--5BHX2 dalam sebuah acara panggung terbuka.

Acara di stadium juga bisa menggunakan Array speaker, tentunya dengan jumlah banyak agar jangkauan suara bisa jauh.