Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh, salam serta sholawat semoga ttap tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad saw, dan seluruh umatnya, semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di yaumil akhir. Semoga tulisan / artikel diblog ini bermanfaat, bila ada yang kurang paham atau ada kasus khusus, silahkan di tanyakan, kami siap bantu. Wa'alaikumsalam

Minggu, 08 Januari 2017

Mengatasi Suara FEEDBACK

Apakah antum salah satu yang dipusingkan dengan suara feedback ? suara mencuit yang menyakitkan telinga ? suara mendengung kayak tawon saat acara dimulai ?
Tapi antum tidak perlu cemas / resah karena permasalahan feedback sebenarnya banyak dialami oleh siapa saja, jadi banyak temennya maksud ane. Tidak sendirian.

Sekarang pertannyaannya, bagaimana sebenarnya proses terjadinya suara feedback itu ?

Berikut penjelasannya agar mengetahui proses terjadinya suara feedback .
Suara feedback muncul yaitu berawal dari sumber bunyi yang ditangkap oleh microphone kemudian dikuatkan oleh amplifier dan di keluarkan melalui loudspeaker, kemudian oleh microphone suara yang dihasilkan oleh loudspeaker ditangkap kembali oleh micropone dan kembali dikuatkan oleh amplifier dan kembali lagi dikeluarkan oleh loudspeaker.  Kejadian ini berulang terus. Karena frekuensi yang ditangkap oleh microphone dan yang dikeluarkan oleh loudspeaker adalah sama, sehingga terjadi penguatan yang berulang-ulang dan pada akhirnya terdenar oleh kita suara mencuit yang melengking pada puncak level suara yang tertinggi.
Bila di biarkan dalam waktu lama, suara ini selain dapat merusak kendang telinga karena intensitas suara yang tinggi, juga dapat merusakkan loudspeaker ataupun amplifier.


Berikut secara singkat beberapa penyebab terjadinya suara feedback dan sekaligus cara mengatasinya.
1. Kualitas perangkat suara
    Pemilihan perangkat suara sangatlah penting dalam menentukan kualitas suara yang dihasilkan. Pemilihan perangkat yang asal-asalan maka akan berdampak pada munculnya suara feedback. Jadi perlu sedikit ada pemahaman mengenai karakteristik perangkat yang akan dipasang.
Perangkat yang perlu perhatian khusus yaitu Speaker dan Microphone, kedua perangkat inilah yang sangat berperan dalam munculnya suara feedback.
Sedangkan karakteristik yang perlu diperhatikan adalah Tanggapan Frekuensi (Frequency Responce ) dari speaker dan Microphone yang perlu dicermati.
Karakteristik ini bisa di lihat pada manual book nya pada kolom spesifikasi.
Tapi sayangnya beberapa produk yang dijual dipasaran tidak banyak yang mencantumkan frequency responce chart ( grafik tanggapan frekuensi ).
Kebanyakan hanya menampilkan power / daya input,  frequency responce band ( lebar tanggapan frekuensi ), dll.
Tentu saja, kalau beli produk-produk yang sudah punya nama, biasanya kualitasnya sudah dapat dipertanggung jawabkan.  Dan bisa dipastikan, HARGA = KUALITAS

Berikut Contoh grafik tanggapan suara sebuah speaker/microphone.

Frequency Responce
Penjelasan :
> Pada grafik warna merah --> adalah contoh grafik tanggapan frekuensi yang sangat baik, dimana dari frekuensi rendah 20 Hz sampai frekuensi tinggi 20 KHz, tidak ada gejolak / rata disetiap perjalanan frekuensinya.  Bila kita memilih speaker / microphone dengan tanggapan response seperti ini maka dipastikan jauh dari gangguan suara feedback.
> Pada grafik warna biru --> adalah contoh grafik tanggapan frekuensi yang tidak baik / buruk.  Dengan adanya lonjakan level suara pada salah satu frekuensi sangat rentan terjadinya suara feedback.

2. Kondisi ruangan
    Bentuk dan kondisi ruangan juga dapat mempengaruhi terciptanya suara feedback.  Lantai yang keras ( seperti keramik, marmer ) sangat rentan terjadinya suaa feedback. Apalagi tembok yang dilapisi keramik / marmer, mudah sekali bangkitnya suara feedback.
Kenapa demikian ?
Suara mempunyai sifat merambat dan memantul. Pada frekuensi midle dan tinggi, mempunyai sifat memantul, sedangkan frekuensi rendah mempunyai sifat merambat.
Sedangkan suara manusia adanya dikisaran frekuensi menengah ( midle ) yaitu sekitar 300 Hz - 3 Khz.
Saat suara dikeluarkan oleh loudspeaker, oleh tembok dipantulkan kembali, kemudian pantulan ini dipantulkan kembali oleh tembok lainnya dan oleh lantai dipantulkan kembali yang pada akhirnya sampailah ke microphone. Suara yang ditangkap oleh microphone dikuatkan kembali oleh amplifier dan dikeluarkan melalui loudspeaker. Kejadian ini berlangsung cepat dan terus menerus. Karena frekuensi suara yang ditangkap sama maka ada penjumlahan di output amplifier yang berakibat terjadilah apa yang dinamakan feedback.
> Cara yang bijak yaitu meningkatkan redaman lantai / tembok, sehingga suara yang dipantulkan berkurang.  Hal paling mudah yaitu melapisi lantai dengan karpet. Kalau ada jendela, bisa dibuka, kalau tidak ada jendela, bisa menambahkan lapisan busa di tembok dengan di bentuk ornamen yang indah / menyatu dengan tembok agar tampah indah dekoratifnya.  Bila memungkinkan, tembok di buat berventilasi / berongga-rongga, sehingga suara bisa terjebak didalamnya.

3. Penempatan speaker
    Penempatan speaker juga menjadikan sumber terjadinya feedback.  Meskipun speaker yang digunakan speaker berkualitas tetapi meletakkannya asal-asalan tetap akan menimbulkan suara feedback.
Pada pembahasan yang lalu sudah pernah disampaikan, bagaimana penempatan speaker yang baik (klik link berikut : http://selyaproduct.com/?news=ya&bid=30  untuk masuk ke artikelnya )
Berikut ringkasan penempatan speaker yang disampaikan pada artikel sebelumnya meliputi :
> Titik penempatan speaker
    # Jangan terlalu dekat dengan microphone, tapi jangan terlalu jauh juga
    # Jangan simpan speaker dipojokan, karena akan menjadikan naiknya frekuensi tinggi dari speaker. Kondisi ini yang menjadikan kecenderungan feedback terjadi.
    # Jangan terlalu tinggi, tapi juga jangan terlalu rendah
> Arah penempatan speaker
    @ Jangan mengarah dari belakang ke depan, tapi arahkan dari depan ke belakang sedikit menyerong ke tengah agar suaranya terkumpul
    @ Jangan memasang speaker tegak lurus / berhadap-hadapan, dapat menyebabkan tabrakan suaranya, sehingga terjadi proses peningkatan level suara pada frekuensi tertentu atau pengurangan suara pada frekuensi tertentu.
    @ Jangan terlalu mendongak ke atas, tetapi sedikit menunduk ke bawah, agar fokus ke pendengar
> Jarak antar speaker
     * Jangan menempatkan speaker terlalu dekat, selain boros biaya juga bisa terjadi penjumlahan level suara yang berakibat feedback.
     ** Jangan terlalu jauh juga, menyebabkan suara kurang merata.

      > Selebihnya silahkan dibaca pada artikel terkait.

4. Setting tone control
    Selain perangkat, kondisi ruangan dan penempatan speaker, ternyata cara setting tone control di amplifier atau mixer juga sangat berpengaruh. Kalau settingnya asal-asalan maka suara feedback akan sering muncul. Kombinasi suara bass, midle, treble mempengaruhi bentuk tanggapan respons dari karakteristik suara yang dihasilkan oleh loudspeaker.
Jadi sebagai operator setting perlu memahami cara setting amplifier, khususnya mixer, banyak tombol yang mesti diatur, operator mesti memahami masing-masing fungsinya agar settingnya maksimal, bukan asal puter.
Do'akan admin cukup waktu untuk membuat artikel tentang fungsi dan setting mixer yang baik.


Ada cara lain yang dapat membantu mengurangi suara feedback bila dari pengaturan diatas dirasa masih kurang maksimal.  Cara berikut cukup ampuh dalam meng "eliminir " atau menghilangkan feedback yang menjengkelkan.

1. Menggunakan Equalizer dBX 231S
    Equalizer yang biasa dipakai untuk pengaturan nada bass, midle dan treble, bisa juga dimanfaatkan sebagai alat eliminator / penghilang suara feedback. Dengan memahami frekuensi suara feedback maka suara feedback bisa diredam.  Gunakan equalizer yang berkualitas agar tidak menambah suara noise.  Agar tingkat peredaman bisa selectif pergunakan equalizer yang sempit, misal yang memiliki 1/3 octave atau 31 channel.
Dengan equalizer yang selectif, suara yang hilang tidak terlalu banyak, sehingga kualitas suara tidak banyak berpengaruh saat salah satu channel di turunkan untuk menghilangkan feedback.
Teknik ini manual, artinya perlu ketekunan dan ketelitian dari operator settingnya. Perlu percobaan berkali-kali dengan posisi microphone berpindah-pindah, sehingga dipastikan dimanapun microphone tidak terjadi suara feedback.

Berikut blok diagramnya.


Kelemahan cara ini :
> Bila ada perubahan setting bass-midle treble di mixer, frekuensi feedback bisa berubah, jadi perlu di setting ulang untuk memastikan frekuensi feedback sudah diredam di berbagai tempat microphone.
> Perubahan jumlah hadirin bisa mempengaruhi frekuensi feedback. Jadi operator mesti standbay di lokasi setting agar sewaktu-waktu terjadi suara feedback sudah siap untuk menurunkan frekuensi yang dimaksud.
> Sulitnya memahami berap frekuensi feedback dengan hanya mendengarkan. Perlu pengalaman dan ketajaman telinga untuk memperkirakan dimana kira-kira lokasi frekuensi feedback terjadi.
   * Untuk membantu menemukan frekuensi feedback dengan cepat, bisa menggunakan spectrum analyser yang mampu mendeteksi frekuensi suara yang ada disekitar kita.  Dengan alat tersebut, maka akan dengan mudah diketahui berada di frekuensi mana feedback tersebut berada, sehingga dengan tepat dan cepat suara feedback langsung di atasi. Tentu saja, saat ini spectrum analyser harganya bisa puluhan juta, kalau hanya untuk cek sound sendiri tentunya sangatlah mahal.  Tapi nggak usah kawatir, kalau ente punya lap top / komputer itu bisa diatasi. Ada program free yang bisa di download, yaitu TRUERTA. Dengan program ini, masalah ente akan bisa teratasi.  Klik tautan berikut dan download untuk truerta level 1. Pelajari cara kerjanya, kutak-kutik sedikit nanti pasti akan ada hasil.
Berikut tautannya :  http://www.trueaudio.com/rta_down.htm

Keunggulannya  dari Equalizer :
> Selain untuk menghilangkan suara feedback, dengan adanya equalizer maka kualitas suara dapat diperbaiki, sehingga nyaman dan enak didengar. Seimbang antara bass-midle dan treble.

2. Mengunakan perangkat tambahan " Feedback Destroyer FBQ1000"
    Ini cara lain yang lebih praktis, yaitu dengan memasang otomatis penghilang suara feedback. Namanya FEEDBACK DESTROYER.  Dengan memasang alat ini maka kita tidak perlu mencari berapa frekuensi feedback terjadi, dan kita juga tidak perlu melakukan eksperimen dengan banyak lokasi microphone.  Dengan FEEDBACK DESTROYER, frekuensi suara feedback akan segera diketahui persekian detik ( sekitar 0.2 detik )  sudah bisa terdeteksi dan langsung mengambil tindakan yaitu mengeliminir feedback tersebut. Jadi tidak perlu operator yang standby terus di bagian sond system, cukup FEEDBACK DESTROYER yang menjaganya agar tidak terjadi feedback.

Berikut blok diagram instalasinya.
> Menggunakan Preamp mic untuk mendorong Feedback Destroyer
> Menggunakan Mixer ( X1204USB --> 6CH, X1222USB --> 8 CH, X2222USB --> 12CH ) untuk mendorong Feedback Destroyer.


> Cara lain : bisa saja menggunakan Mic Wireless ( Senheiser EW-900 > 2mic genggam, Shure LX88III > 2mic genggam, Bismarck BM-773/777 > genggam + jepit, Shure PGX14E > jepit / headset, dll ) ...yang ada receivernya, langsung dipasangkan ke Feedback destroyer.




3. Kombinasi Equalizer dBX 231S + Feedback Destroyer FBQ1000
    Terakhir yaitu kombinasi antara equalizer dan feedback destroyer. Equalizer disini hanya untuk memperbaiki kualitas suara bass-midle dan treble, sehingga diperoleh suara yang pas dan seimbang, enak didengar dan nyaman.  Untuk kontrol feedback tetap mengandalkan perangkat feedback destroyer.
Berikut blok diagramnya.

Demikian sekilas tentang cara mengatasi suara feedback semoga membantu permasalahan antum semuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar