Apakah
antum salah satu yang dipusingkan dengan suara feedback ? suara mencuit
yang menyakitkan telinga ? suara mendengung kayak tawon saat acara
dimulai ?
Tapi antum tidak perlu cemas / resah karena permasalahan
feedback sebenarnya banyak dialami oleh siapa saja, jadi banyak temennya
maksud ane. Tidak sendirian.
Sekarang pertannyaannya, bagaimana sebenarnya proses terjadinya suara feedback itu ?Berikut penjelasannya agar mengetahui proses terjadinya suara feedback .Suara
feedback muncul yaitu berawal dari sumber bunyi yang ditangkap oleh
microphone kemudian dikuatkan oleh amplifier dan di keluarkan melalui
loudspeaker, kemudian oleh microphone suara yang dihasilkan oleh
loudspeaker ditangkap kembali oleh micropone dan kembali dikuatkan oleh
amplifier dan kembali lagi dikeluarkan oleh loudspeaker. Kejadian ini
berulang terus. Karena frekuensi yang ditangkap oleh microphone dan yang
dikeluarkan oleh loudspeaker adalah sama, sehingga terjadi penguatan
yang berulang-ulang dan pada akhirnya terdenar oleh kita suara mencuit
yang melengking pada puncak level suara yang tertinggi.
Bila di
biarkan dalam waktu lama, suara ini selain dapat merusak kendang telinga
karena intensitas suara yang tinggi, juga dapat merusakkan loudspeaker
ataupun amplifier.
Berikut secara singkat beberapa penyebab terjadinya suara feedback dan sekaligus cara mengatasinya.1. Kualitas perangkat suara
Pemilihan perangkat suara sangatlah penting dalam menentukan kualitas
suara yang dihasilkan. Pemilihan perangkat yang asal-asalan maka akan
berdampak pada munculnya suara feedback. Jadi perlu sedikit ada
pemahaman mengenai karakteristik perangkat yang akan dipasang.
Perangkat
yang perlu perhatian khusus yaitu Speaker dan Microphone, kedua
perangkat inilah yang sangat berperan dalam munculnya suara feedback.
Sedangkan
karakteristik yang perlu diperhatikan adalah Tanggapan Frekuensi
(Frequency Responce ) dari speaker dan Microphone yang perlu dicermati.
Karakteristik ini bisa di lihat pada manual book nya pada kolom spesifikasi.
Tapi
sayangnya beberapa produk yang dijual dipasaran tidak banyak yang
mencantumkan frequency responce chart ( grafik tanggapan frekuensi ).
Kebanyakan hanya menampilkan power / daya input, frequency responce band ( lebar tanggapan frekuensi ), dll.
Tentu
saja, kalau beli produk-produk yang sudah punya nama, biasanya
kualitasnya sudah dapat dipertanggung jawabkan. Dan bisa dipastikan,
HARGA = KUALITAS
Berikut Contoh grafik tanggapan suara sebuah speaker/microphone.
Penjelasan :
>
Pada grafik warna merah --> adalah contoh grafik tanggapan frekuensi
yang sangat baik, dimana dari frekuensi rendah 20 Hz sampai frekuensi
tinggi 20 KHz, tidak ada gejolak / rata disetiap perjalanan
frekuensinya. Bila kita memilih speaker / microphone dengan tanggapan
response seperti ini maka dipastikan jauh dari gangguan suara feedback.
>
Pada grafik warna biru --> adalah contoh grafik tanggapan frekuensi
yang tidak baik / buruk. Dengan adanya lonjakan level suara pada salah
satu frekuensi sangat rentan terjadinya suara feedback.
2. Kondisi ruangan
Bentuk dan kondisi ruangan juga dapat mempengaruhi terciptanya suara
feedback. Lantai yang keras ( seperti keramik, marmer ) sangat rentan
terjadinya suaa feedback. Apalagi tembok yang dilapisi keramik / marmer,
mudah sekali bangkitnya suara feedback.
Kenapa demikian ?
Suara
mempunyai sifat merambat dan memantul. Pada frekuensi midle dan tinggi,
mempunyai sifat memantul, sedangkan frekuensi rendah mempunyai sifat
merambat.
Sedangkan suara manusia adanya dikisaran frekuensi menengah ( midle ) yaitu sekitar 300 Hz - 3 Khz.
Saat
suara dikeluarkan oleh loudspeaker, oleh tembok dipantulkan kembali,
kemudian pantulan ini dipantulkan kembali oleh tembok lainnya dan oleh
lantai dipantulkan kembali yang pada akhirnya sampailah ke microphone.
Suara yang ditangkap oleh microphone dikuatkan kembali oleh amplifier
dan dikeluarkan melalui loudspeaker. Kejadian ini berlangsung cepat dan
terus menerus. Karena frekuensi suara yang ditangkap sama maka ada
penjumlahan di output amplifier yang berakibat terjadilah apa yang
dinamakan feedback.
> Cara yang bijak yaitu meningkatkan redaman
lantai / tembok, sehingga suara yang dipantulkan berkurang. Hal paling
mudah yaitu melapisi lantai dengan karpet. Kalau ada jendela, bisa
dibuka, kalau tidak ada jendela, bisa menambahkan lapisan busa di tembok
dengan di bentuk ornamen yang indah / menyatu dengan tembok agar tampah
indah dekoratifnya. Bila memungkinkan, tembok di buat berventilasi /
berongga-rongga, sehingga suara bisa terjebak didalamnya.
3. Penempatan speaker
Penempatan speaker juga menjadikan sumber terjadinya feedback.
Meskipun speaker yang digunakan speaker berkualitas tetapi meletakkannya
asal-asalan tetap akan menimbulkan suara feedback.
Pada pembahasan yang lalu sudah pernah disampaikan, bagaimana penempatan speaker yang baik (klik link berikut :
http://selyaproduct.com/?news=ya&bid=30 untuk masuk ke artikelnya )
Berikut ringkasan penempatan speaker yang disampaikan pada artikel sebelumnya meliputi :
> Titik penempatan speaker
# Jangan terlalu dekat dengan microphone, tapi jangan terlalu jauh juga
# Jangan simpan speaker dipojokan, karena akan menjadikan naiknya
frekuensi tinggi dari speaker. Kondisi ini yang menjadikan kecenderungan
feedback terjadi.
# Jangan terlalu tinggi, tapi juga jangan terlalu rendah
> Arah penempatan speaker
@ Jangan mengarah dari belakang ke depan, tapi arahkan dari depan ke
belakang sedikit menyerong ke tengah agar suaranya terkumpul
@
Jangan memasang speaker tegak lurus / berhadap-hadapan, dapat
menyebabkan tabrakan suaranya, sehingga terjadi proses peningkatan level
suara pada frekuensi tertentu atau pengurangan suara pada frekuensi
tertentu.
@ Jangan terlalu mendongak ke atas, tetapi sedikit menunduk ke bawah, agar fokus ke pendengar
> Jarak antar speaker
* Jangan menempatkan speaker terlalu dekat, selain boros biaya juga
bisa terjadi penjumlahan level suara yang berakibat feedback.
** Jangan terlalu jauh juga, menyebabkan suara kurang merata.
> Selebihnya silahkan dibaca pada artikel terkait.
4. Setting tone control
Selain perangkat, kondisi ruangan dan penempatan speaker, ternyata cara
setting tone control di amplifier atau mixer juga sangat berpengaruh.
Kalau settingnya asal-asalan maka suara feedback akan sering muncul.
Kombinasi suara bass, midle, treble mempengaruhi bentuk tanggapan
respons dari karakteristik suara yang dihasilkan oleh loudspeaker.
Jadi
sebagai operator setting perlu memahami cara setting amplifier,
khususnya mixer, banyak tombol yang mesti diatur, operator mesti
memahami masing-masing fungsinya agar settingnya maksimal, bukan asal
puter.
Do'akan admin cukup waktu untuk membuat artikel tentang fungsi dan setting mixer yang baik.
Ada
cara lain yang dapat membantu mengurangi suara feedback bila dari
pengaturan diatas dirasa masih kurang maksimal. Cara berikut cukup
ampuh dalam meng "eliminir " atau menghilangkan feedback yang
menjengkelkan.
1. Menggunakan
Equalizer dBX 231S
Equalizer yang biasa dipakai untuk pengaturan nada bass, midle dan
treble, bisa juga dimanfaatkan sebagai alat eliminator / penghilang
suara feedback. Dengan memahami frekuensi suara feedback maka suara
feedback bisa diredam. Gunakan equalizer yang berkualitas agar tidak
menambah suara noise. Agar tingkat peredaman bisa selectif pergunakan
equalizer yang sempit, misal yang memiliki 1/3 octave atau 31 channel.
Dengan
equalizer yang selectif, suara yang hilang tidak terlalu banyak,
sehingga kualitas suara tidak banyak berpengaruh saat salah satu channel
di turunkan untuk menghilangkan feedback.
Teknik ini manual, artinya
perlu ketekunan dan ketelitian dari operator settingnya. Perlu
percobaan berkali-kali dengan posisi microphone berpindah-pindah,
sehingga dipastikan dimanapun microphone tidak terjadi suara feedback.
Berikut blok diagramnya.
Kelemahan cara ini :
>
Bila ada perubahan setting bass-midle treble di mixer, frekuensi
feedback bisa berubah, jadi perlu di setting ulang untuk memastikan
frekuensi feedback sudah diredam di berbagai tempat microphone.
>
Perubahan jumlah hadirin bisa mempengaruhi frekuensi feedback. Jadi
operator mesti standbay di lokasi setting agar sewaktu-waktu terjadi
suara feedback sudah siap untuk menurunkan frekuensi yang dimaksud.
>
Sulitnya memahami berap frekuensi feedback dengan hanya mendengarkan.
Perlu pengalaman dan ketajaman telinga untuk memperkirakan dimana
kira-kira lokasi frekuensi feedback terjadi.
* Untuk membantu
menemukan frekuensi feedback dengan cepat, bisa menggunakan spectrum
analyser yang mampu mendeteksi frekuensi suara yang ada disekitar kita.
Dengan alat tersebut, maka akan dengan mudah diketahui berada di
frekuensi mana feedback tersebut berada, sehingga dengan tepat dan cepat
suara feedback langsung di atasi. Tentu saja, saat ini spectrum
analyser harganya bisa puluhan juta, kalau hanya untuk cek sound sendiri
tentunya sangatlah mahal. Tapi nggak usah kawatir, kalau ente punya
lap top / komputer itu bisa diatasi. Ada program free yang bisa di
download, yaitu
TRUERTA.
Dengan program ini, masalah ente akan bisa teratasi. Klik tautan
berikut dan download untuk truerta level 1. Pelajari cara kerjanya,
kutak-kutik sedikit nanti pasti akan ada hasil.
Berikut tautannya :
http://www.trueaudio.com/rta_down.htmKeunggulannya dari Equalizer :
>
Selain untuk menghilangkan suara feedback, dengan adanya equalizer maka
kualitas suara dapat diperbaiki, sehingga nyaman dan enak didengar.
Seimbang antara bass-midle dan treble.
2. Mengunakan perangkat tambahan "
Feedback Destroyer FBQ1000"
Ini cara lain yang lebih praktis, yaitu dengan memasang otomatis
penghilang suara feedback. Namanya FEEDBACK DESTROYER. Dengan memasang
alat ini maka kita tidak perlu mencari berapa frekuensi feedback
terjadi, dan kita juga tidak perlu melakukan eksperimen dengan banyak
lokasi microphone. Dengan FEEDBACK DESTROYER, frekuensi suara feedback
akan segera diketahui persekian detik ( sekitar 0.2 detik ) sudah bisa
terdeteksi dan langsung mengambil tindakan yaitu mengeliminir feedback
tersebut. Jadi tidak perlu operator yang standby terus di bagian sond
system, cukup FEEDBACK DESTROYER yang menjaganya agar tidak terjadi
feedback.
Berikut blok diagram instalasinya.
> Menggunakan
Preamp mic untuk mendorong Feedback Destroyer
> Menggunakan Mixer (
X1204USB --> 6CH,
X1222USB --> 8 CH,
X2222USB --> 12CH ) untuk mendorong Feedback Destroyer.
> Cara lain : bisa saja menggunakan Mic Wireless (
Senheiser EW-900 > 2mic genggam,
Shure LX88III > 2mic genggam,
Bismarck BM-773/777 > genggam + jepit,
Shure PGX14E > jepit / headset, dll ) ...yang ada receivernya, langsung dipasangkan ke Feedback destroyer.
3. Kombinasi
Equalizer dBX 231S +
Feedback Destroyer FBQ1000
Terakhir yaitu kombinasi antara equalizer dan feedback destroyer.
Equalizer disini hanya untuk memperbaiki kualitas suara bass-midle dan
treble, sehingga diperoleh suara yang pas dan seimbang, enak didengar
dan nyaman. Untuk kontrol feedback tetap mengandalkan perangkat
feedback destroyer.
Berikut blok diagramnya.
Demikian sekilas tentang cara mengatasi suara feedback semoga membantu permasalahan antum semuanya.